Connect with us

Nasional

40 Tahun Menunggu, Indonesia Sebentar Lagi Punya PLTN Mini

Published

on

Kabarpolitik.com, JAKARTA – Sejak 40 tahun lalu, rencana Indonesia untuk memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) maju-mundur. Namun sekarang mimpi Indonesia untuk segera memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) semakin dekat.

Meskipun bersifat PLTN mini atau protipe, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) sudah mengajukan izin dokumen detail desainnya ke Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan pihaknya berharap izin desain dari Bapeten sudah bisa keluar pada 2020 nanti. “Dan di tahun 2021 diharapkan izin konstruksi sudah didapat,” katanya di komplek Batan, Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Jumat (16/11).

Djarot mengatakan, sesuai dengan izin tapak yang sudah dipegang oleh Batan, batas pembangunan konstruksi harus dilakukan pada 2021. Dia optimis pada 2021 PLTN mini atau bernama resmi reaktor daya esperimental (RDE) bisa mulai dibangun.

Dia mengatakan detail desain reaktor PLTN mini dibuat sendiri oleh tenaga di Batan. Mereka bekerjasama dengan sejumlah PTN, BUMN, dan beberapa perusahaan swasta di Indonesia.

Untuk itu Djarot mengatakan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) PLTN mini nantinya bisa berkisar 60 persen hingga 70 persen.

Djarot mengatakan Batan optimis rencana pembangunan PLTN bisa terwujud. Sebab sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dia menceritakan awalnya pemerintah Indonesia ingin membeli teknologi PLTN mini yang sudah jadi.

“Alternatifnya dari Amerika Serikat atau Prancis,” kata dia.

Tetapi ternyata harganya terlalu mahal. Saat ditawarkan dahulu, untuk PLTN yang bisa menghasilkan setrum 10 MW dibandrol USD 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun.

Tetapi ternyata setelah detail desain selesai dibangun, Batan memperkirakan biaya pembuatan PLTN mini tidak sampai Rp 1 triliun.

Kepala Pusat Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) Batan Geni Rina Sunaryo menuturkan ada sejumlah alasan kenapa estimasi harga pembangunan PLTN dari desain Batan, lebih murah dibandingkan paket serupa buatan asing.

Dia menegaskan meskipun harganya lebih murah, tetapi aspek keamanan tetap menjadi pertimbangan utama. Aspek keamanan juga bakal menjadi pertimbangan dari Bapeten untuk menerbitkan izin desain.

Geni mengatakan estimasi biaya PLTN mini hasil desain Batan lebih murah karena ada sejumlah aspek. Diantaranya adalah tidak perlu ada biaya untuk membayar tenaga ahli.

“Sebab yang membuat adalah para PNS dari Batan dan sudah mendapatkan gaji dari negara. Kemudian juga tidak terkena biaya lisensi pembangunan dari sebuah proyek PLTN,” pungkasnya. (wan/JPC)

source

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *