Connect with us

Nasional

Dua Hari Hujan Deras, Jepara Diterjang Banjir dan Longsor

Published

on

Kabarpolitik.com, JEPARA – Hujan deras yang mengguyur Jepara dan sekitarnya sejak Selasa (15/1) hingga kemarin siang mengakibatkan beberapa kejadian bencana alam. Tercatat ada sepuluh kejadian akibat cuaca buruk kemarin. Mulai dari longsor susulan di Desa Kunir, Keling, hingga banjir di Desa Tubanan, Kembang dan Desa Sumberejo, Donorojo.

Di Kecamatan Kembang tanggul Sungai Serut juga jebol beserta penyangga jembatan sungai ikut roboh. Di Desa Sumberejo ketinggian banjir mencapai satu meter.

Kepala Palaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Nor Isdiyanto menyampaikan, intensitas curah hujan yang tinggi mengakibatkan beberapa daerah mengalami bencana alam. “Kami menerima laporan dari camat dan warga yang melaporkan ke Pusdalop BPBD Jepara. Usai menerima laporan, petugas akan cek kondisi di lapangan,” ujarnya.

Salah satu di antaranya banjir yang melanda wilayah Desa Tubanan, Kembang. Tepatnya di Dukuh Duren RT 2/RW 3 dan Dukuh Krajan, RT 4/RW 1. Sekitar 16 permukiman warga Desa terendam banjir.

Kapolsek Kembang AKP Usman Jumaidi menjelaskan, belasan rumah warga yang terendam banjir diakibatkan derasnya curah hujan yang terjadi sejak pukul 06.30 kemarin. Debit air sungai Juwet dan Sungai Serut meluap, sehingga air ke permukiman warga. Area persawahan milik warga sekitar 10 hektare dan 4 unit traktor pertanian juga ikut terendam.

”Selain itu, tanggul Sungai Serut juga jebol beserta dengan penyangga jembatan sungai ikut roboh. Ketinggian banjir mencapai 70 – 100 sentimeter,” jelasnya.

Pihaknya memastikan, tak ada korban jiwa dalam musibah banjir tersebut. Warga juga tetap bertahan di rumah masing-masing dan tidak ada yang mengungsi. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp 500 juta.

Sedangkan tanah longsor terjadi di Desa Kunir, Keling, Jepara mengakibatkan lima rumah warga RT 1/RW 3 di wilayah tersebut terdampak longsor. Dari pagi hingga siang ini terjadi dua kali longsor. Longsor kemarin adalah susulan kejadian Selasa (15/1).

Longsor kemarin, kembali menimpa rumah, namun tidak ada korban jiwa. Sebab, warga sudah lebih dulu diungsikan sebelum terjadi longsoran. Meski begitu, relawan dan warga yang berada di lokasi belum berani melakukan tindakan pembersihan material longsoran, dikarenakan masih ada tebing yang retak dan berpotensi terjadi longsor kembali. “Longsoran pada Selasa (15/1) lalu hanya satu yang terdampak. Sedangkan longsor susulan kemarin lima rumah ikut terdampak,” jelas Arwin.

Selain banjir di Desa Tubanan dan longsor di Desa Kunir, banjir bandang menerjang Dukuh Tempuran, Desa Sumberejo, Donorojo, kemarin. Sekitar 81 rumah terendam setinggi satu meter. Dukuh ini menjadi langganan banjir tiap musim penghujan. Seperti kejadian tahun lalu yang merendam 89 rumah.

Di lokasi itu sering terjadi banjir bandang. Karena terdapat dua aliran sungai yang meluap di desa tersebut. Dua sungai yang meluap tersebut adalah Kali Pasokan dan Kali Cilik. Kedua arus sungai bertemu di dukuh tersebut sehingga menyebabkan luapan sampai ke perkampungan. Kali Pasokan merupakan sungai yang berasal dari aliran air di daerah Cluwak, Kabupaten Pati. Sedangkan Kali Cilik berasal dari aliran sungai di Gunung Glingsem Sumberejo.

“Air masuk ke dalam rumah warga dan sekolah yang berada di sekitar aliran sungai,” kata warga setempat Rochmad.

Kepala RA Al Hikmah ini mengungkapakan, 13 ruang di kompleks PAUD/RA Al Hikmah dan MI Miftahul Huda 02 terendam banjir. Buku dan alat elektronik ditempatkan di lantai dua untuk menghindari kerusakan. Sedangkan warga menyelamatkan barang berharganya dengan menempatkannya di atas alamari. Ada pula yang membuat tumpukan yang sekira tidak terkena rendaman air.

(ks/war/zen/top/JPR/JPC)

source

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *