Nasional
Ini Tiga Motif Remaja Nekat Minum Air Rebusan Pembalut Versi Psikolog
Kabarpolitik.com, JAKARTA – Kasus remaja minum air rebusan pembalut untuk mendapatkan efek mabuk atau fly seperti saat menggunakan narkotika menjadi viral. Tindakan menyimpang ini dilakukan oleh sekelompok remaja di Semarang, Jawa Tengah.
Psikolog Klinis Liza Marielly Djaprie menjelaskan ada beberapa motivasi yang bisa dibaca dari perilaku remaja tersebut. Tentu penyalahgunaan zat-zat terlarang tersebut bukan kali pertama terjadi. Sebab sebelumnya sejumlah remaja juga gemar menghirup aroma lem untuk mendapatkan sensasi mabuk dan ketagihan.
“Semuanya tergantung remajanya. Sebab ada remaja yang galau dan ada remaja yang memang polos banget. Saya punya tuh klien anaknya baik dari keluarga baik-baik tetapi pakai narkoba karena awalnya dia dibohongi teman-temannya bahwa itu vitamin. Benar-benar naif,” jelasnya, Kamis (8/11).
Maka pemicu atau motivasi menurut Liza bisa disebabkan oleh berbagai hal. Di antatanya;
Ingin Diterima di Lingkungan
Remaja adalah fase yang ingin diakui di lingkungannya. Mereka ingin diterima di dalam kelompoknya. Ketika ada teman-teman yang berbuat menyimpang dan dipandang hal itu sebagai sesuatu tren, maka remaja rentan ikut-ikutan.
“Remaja punya kebutuhan untuk diakui dan diterima oleh teman-temannya. Mereka akan diejek cupu dan tak diterima lingkungan jika tak ikut lingkungannya,” tutur Liza.
Faktor Ekonomi
Para remaja di Semarang, Jawa tengah, diduga memiliki keterbatasan ekonomi untuk membeli narkoba sehingga mereka berusaha mendapatkan sensasi fly lain dengan cara yang murah. Namun Liza menegaskan, ketika remaja minum air rebusan pembalut bukan berarti mereka memang sudah menjadi pecandu narkoba sebelumnya.
“Bisa iya, bisa enggak (pecandu narkotika). Karena barangkali mereka memang ingin mencoba yang murah saja,” ujarnya.
Kecanduan
Awalnya memang coba-coba mengikuti perilaku teman. Namun lama-lama kecanduan. “Coba-coba meracik sendiri kok lama-lama enak ya. Keterusan. Kayak minum kopi saja jadinya, enak dan diterusin,” tukasnya. (ika/JPC)