Connect with us

Politik

Pengamat Sebut Isu Pilpres di Sumsel Masih Berkutat Soal Harga Karet

Published

on

Pertarungan memperebutkan suara di Sumatera Selatan (Sumsel) masih sangat bergantung pada seberapa mampu para paslon dari dua peserta pilpres memberi jalan keluar bagi petani karet. Untuk di Sumsel, nasib petani karet dianggap masih perlu dipertimbangkan.

Berdasarkan catatan beberapa bulan terakhir, harga karet di tingkat petani terus anjlok dan petani merugi. Padahal untuk Sumsel, tanaman karet sangat mendominasi, sehingga ketika harga karet anjlok, petani pun menjerit.

Terkait persoalan yang membelit petani karet itu, diketahui sudah banyak solusi yang ditawarkan pemerintah. Sebut saja Pemprov Sumsel yang merencanakan berdirinya pabrik ban agar nantinya bisa mendongkrak harga di tingkat petani.

Sementara itu, Presiden Jokowi sudah mulai memerintahkan Kementerian PUPR membeli karet petani dengan harga wajar. Setelah itu, karetnya pun dijadikan bahan pencampur aspal.

Pengamat politik Oktarina Soebardjo dari kantor Stratakindo Research and Consulting menyebut, di Sumsel, hampir setiap pemilu selalu muncul isu harga karet. Jika harga karet bagus, biasanya petahana akan dipilih kembali.

Sebaliknya, jika harga karet anjlok, berat bagi petahana untuk dapat meneruskan kekuasaan atau mewariskan kekuasaan kepada klan dan kelompok politiknya.

“Dalam konteks Pilgub Sumsel kemarin, salah satu sebab kekalahan Dodi Reza, putra Alex Noerdin, adalah karena harga karet anjlok,” ujarnya kepada wartawan di Palembang, Kamis (27/12/2018).

Menghadapi pemilu serentak, isu harga karet kembali menyembul. Di Sumsel, menurut Oktarina, lebih sering muncul premis. Siapa bisa meyakinkan petani karet, maka dia akan menang.

Hal itu menggambarkan betapa karet menjadi sumber penghidupan banyak orang. Dalam konteks Pilpres 2019, hal serupa kembali muncul ke permukaan. Artinya, jika ada solusi yang ditawarkan capres masuk di akal oleh petani dan konkret, capres itu akan menang.

Langkah Presiden Jokowi yang sudah menginstruksikan Menteri PUPR membeli getah karet langsung dari petani dengan harga Rp 7-8 ribu per kilogram mulai dipandang sebagai rencana konkret.

Pernyataan Presiden yang disampaikan saat acara silaturahmi dengan perangkat desa di Sumsel pada Minggu (25/11) itu pun harus direalisasi oleh jajaran di kementerian terkait.

“Jika tidak, akan jadi blunder. Bisa kalah banyak Jokowi jika tak penuhi janjinya,” kata Oktarina.

Sebaliknya, jika janji terealisasi dengan baik, paslon Jokowi-Ma’ruf Amin akan mendapat dukungan luas. Ia akan dipandang bukan saja sebagai presiden yang peduli, tetapi juga memberi solusi dan konkret.

“Saya memprediksi suara Jokowi pasti melesat jauh. Ia akan menang di Sumsel jika soal pembelian karet itu dijalankan segera. Tak ada lagi alasan rakyat tak memilihnya,” katanya.

“Soal jalan rusak, mungkin di anggaran tahun 2019 bisa dibangun, jadi memang harusnya menang. Apalagi di Sumsel ini Jokowi didukung oleh tiga gubernur Sumsel tiga era, yakni Syahrial Oesman, Alex Noerdin, dan gubernur menjabat Herman Deru,” tutupnya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *