Connect with us

Internasional

Sejumlah Jet Tempur Israel Rusak Diterjang Banjir Bandang

Published

on

Kabarpolitik.com – Banjir bandang menghantam Israel pekan lalu mengakibatkan sejumlah jet tempur F-16 milik Angkatan Udara Israel dilaporkan rusak setelah hanggar pesawat di pangkalan militer wilayah selatan negara itu diterjang banjir bandang.

Air sepenuhnya merendam bagian bawah jet tempur buatan Amerika Serikat (AS) tersebut. Ujung sayap, sebagian bagian belakang dan moncong jet tempur itupun terlihat terendam air.

Militer memperkirakan nilai kerusakan pesawat-pesawat tempur itu mencapai jutaan shekel.

Mengutip Channel 12, banjir bandang menerjang landasan pacu dan beberapa hanggar pesawat. Meskipun dalam laporann itu tidak mengungkap jenis jet tempur yang rusak dan rincian kerusakannya.

Sejumlah mekanik yang bekerja di pangkalan udara dilaporkan juga harus diselamatkan dari banjir bandang, ketika mereka mendapati diri mereka tiba-tiba terbenam di kubangan banjir sedalam 1,5 meter (59 inci).

Para pejabat Angkatan Udara saat ini sedang melakukan penyelidikan atas insiden tersebut. Mereka mencoba memahami mengapa pangkalan itu tidak siap untuk kemungkinan diterjang banjir.

Penyelidikan juga dilakukan untuk mengetahui mengapa pesawat tidak dipindahkan dari hanggar yang terkena dampak setelah banjir bandang mencapai pangkalan udara.

Dalam pernyataan pada Minggu malam, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terpaksa menanggapi laporan tersebut.

“Sebagai akibat dari kondisi cuaca yang sulit pekan lalu, sungai-sungai dekat Pangkalan Angkatan Udara di selatan meluap dan membanjiri beberapa lokasi di pangkalan itu. Sejumlah pesawat rusak. Mereka akan diperbaiki dan akan terbang lagi dalam beberapa hari mendatang,” demikian pernyataan IDF, seperti dilaporkan Israel National News, Senin (13/1/2020).

“Selain itu, pekan lalu pekerjaan dilakukan untuk mengalirkan air dari pangkalan. Tidak ada cedera dalam insiden itu,” lanjut IDF.

Lembaga sensor militer Israel awalnya melarang publikasi laporan ini. Pembocoran laporan ini diklaim militer dapat membahayakan keamanan nasional.

Namun, media setempat pada akhirnya tetap menerbitkannya. [rif]

Source

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *