Politik
Abdul Wachid: Program Sekolah Rakyat Harus Jangkau Miskin Ekstrem, Bukan Disalahgunakan

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Abdul Wachid, menegaskan bahwa keberadaan Sekolah Rakyat (SR) ditujukan khusus untuk membantu masyarakat miskin ekstrem. Ia memastikan program ini akan terus berlanjut dan diperluas ke seluruh Indonesia, sesuai arahan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Targetnya, mulai 2026, minimal satu Sekolah Rakyat hadir di tiap kabupaten/kota,” ujar Wachid saat kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Surakarta di Sentra Prof. Dr. Suharso, Rabu (16/7/2025).
Menanggapi keraguan masyarakat terkait keberlanjutan dan aturan sekolah, Wachid menegaskan bahwa isu seperti hilangnya bantuan sosial atau larangan menjenguk anak tidak benar.
“Bantuan sosial tetap berjalan. Orang tua tetap bisa menjenguk anak, asalkan tidak mengganggu proses belajar,” tegasnya.
Ia mendorong agar program ini segera disosialisasikan secara masif, termasuk melalui media sosial, agar masyarakat memahami bahwa Sekolah Rakyat adalah solusi konkret untuk pendidikan keluarga miskin ekstrem.
Saat ini, program masih berjalan di balai-balai tertentu, namun pengembangan terus dilakukan, baik dari sisi lokasi, fasilitas belajar, hingga kegiatan ekstrakurikuler seperti olahraga.
“Awalnya hanya direncanakan lima sekolah, tapi kini sudah disiapkan 100. Ini luar biasa,” kata politisi Gerindra itu.
Wachid juga menekankan pentingnya seleksi ketat agar bantuan pendidikan tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh pihak yang mampu. Menurutnya, Sekolah Rakyat mencerminkan keberpihakan negara terhadap rakyat yang paling membutuhkan.
“Kami ingin pastikan program ini sukses, bukan hanya di Bali, tapi di seluruh Indonesia,” tutupnya.
