Pemerintahan
23.000 Tamu Hadir, Gempa Lombok dan Palu Akan Dibahas Dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, sekitar 23.000 tamu akan hadir dalam pertemuan tahunan atau Annual Meeting IMF-World Bank, yang akan digelar di Bali, 8-14 Oktober mendatang. Karena itu, Menkeu optimistis even ini akan memberikan manfaaf ekonomi baik bagi Bali, maupun bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
“Kita berharap dengan lebih dari 23.000 tamu yang akan tinggal dan kemudian melakukan aktivitas mereka juga akan meningkatkan ekonomi Bali dan juga ekonomi dari destinasi pariwisata yang mendapatkan tamu dari pertemuan tahunan ini,” kata Sri Mulyani kepada wartawan usai rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/10) sore.
Sejauh ini, menurut Menkeu, seluruh logistik dari sisi pelaksanaan Annual Meeting itu sudah pada tahap hampir mendekati selesai. Jumlah tamu yang akan hadir diperkirakan akan mencapai lebih dari 23.000 di mana seluruh hotel, venue maupun berbagai macam perkantoran selama satu minggu dilaksanakannya sudah akan diselesaikan dan diharapkan akan bisa digunakan.
Terkait dengan adanya bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok, Sumbawa, Palu, dan Donggala, Menkeu berharap penanganan bencana juga akan dibahas di Annual Meeting, yang tentu akan sangat berguna tidak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk negara-negara lain yang juga memiliki situasi seperti Indonesia.
“Oleh karena itu salah satu topik mengenai disaster risk management baik itu dalam bentuk dialog maupun inisiatif pendanaan dan bagaimana koordinasi di level negara maupun support internasional, termasuk dalam hal ini pengenalan munculnya instrumen asuransi akan menjadi salah satu topik yang akan dibahas di dalam Annual Meeting ini,” ungkap Sri Mulyani.
Mengenai materi acara Annual Meeting itu sendiri, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, ada yang sifatnya adalah core, dan ada yang sifatnya merupakan acara yang dilakukan berbagai institusi, termasuk ada forum parlemen dan CSO, NGO dan CSR, yang akan dilakukan pada Minggu, tanggal 7-9 Oktober .
Selain itu, juga akan ada civil society forum pada 8-10 Oktober, yang akan membahas dan di situ berbagai isu-isu yang menjadi perhatian dari CSO.
Menurut Menkeu, pemerintah akan melakukan persiapan untuk meningkatkan tidak hanya pembahasan mengenai topik-topik yang penting bagi Indonesia tapi juga bagi duni,a karena suasana pada saat terjadinya Annual Meeting ini bersamaan dengan dinamika ekonomi global yang sekarang ini meningkatkan resiko bagi banyak negara-negara di dunia.
Öleh karena itu, lanjut Menkeu, pembahasan antara policy maker di dalam membahas perkembangan ekonomi dunia termasuk dalam hal ini normalisasi kebijakan di Amerika Serikat, trade war, dan juga berbagai isu yang menyangkut perubahan teknologi climate change itu akan menjadi topik-topik yang dibahas di dalam Annual Meeting ini.
“Bagi Indonesia tentu kita akan mengikuti dan sekaligus menjadi Host,” terang Sri Mulyani.
ASEAN Leaders Gathering
Salah satu yang akan menjadi penting dalam pertemuan ini, lanjut Menkeu Sri Mulyani Indrawati, adalah pertemuan dari para pemimpin ASEAN atau ASEAN Leaders Gathering, yang akan dilakukan pada 11 Oktober sore.
“Ini merupakan salah satu bentuk solidaritas dari para pemimpin ASEAN dan sekaligus juga membahas berbagai situasi-situasi terkini di wilayah ASEAN maupun di dunia,” terang Menkeu. (MAY/RSF/JAY/ES)