Politik
4 Calon Ketua Umum Berebut Kursi Nomor Satu di Partai Golkar

Kabarpolitik.com.COM – Jelang perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar, kondisi internal partai beringin itu makin memanas. Wakil Ketua Korbid Kepartaian Partai Golkar, Darul Siska menyatakan, sampai saat ini terdapat empat nama yang bakal bertarung memperebutkan kursi ketua umum dalam Munas Partai Golkar, pada 4-6 Desember mendatang.
“Sekarang sudah muncul empat nama sebagai bakal calon ketum, Airlangga, Bamsoet, Indra Bambang Utoyo dan Ridwan Hisyam,” ujar Darul saat dihubungi wartawan, Rabu (6/11/2019).
Darul menyambut baik langkah DPP Partai Golkar, yang sudah menetapkan Munas untuk pemilihan ketua umum. Dengan demikian, lanjut dia, langkah konsolidasi organisasi partai segera dilaksanakan. “Rapimnas (dilaksanakan) tanggal 14-15 November. Munas tanggal 3,4,5 Desember 2019,” kata Darul.
Sementara itu, menanggapi ketidakhadiran Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam rapat pleno, Selasa (5/11) malam, Darul mengatakan, Bamsoet sedang mempunyai agenda lain. “Beliau tidak hadir karena ada acara lain,” tandas Darul.
Sementara itu, Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan, dirinya tidak bisa menolak desakan kader di daerah yang mengusungnya sebagai calon ketua umum (caketum).
“Ini bukan soal pribadi Bamsoet. Ini soal kepentingan yang lebih besar bagi Partai Golkar. Saya tidak bisa menolak desakan daerah yang menginginkan perubahan dan ingin partai dikelola dengan sebagaimana mestinya sesuai dengan AD/ART, sehingga bisa mengembalikan marwah kebesaran Partai Golkar sebagai penjaga dan pejuang kesejahteraan rakyat,” tutur Bamsoet dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (7/11/2019).
Bamsoet yang dinilai sebagai calon terkuat selain Airlangga Hartarto, tak mempermasalahkan jika calon incumben itu maju kembali sebagai caketum. “Silakan jika Pak Airlangga atau siapa pun kader Partai Golkar yang memenuhi persyaratan jika ingin maju menjadi caketum Partai Golkar, saya dukung dengan cara tidak akan menghalangi. Yang terpenting kita kedepankan sportivitas, fairplay, dan gentleman,” tandas Bamsoet.
Sedangkan, politisi Partai Golkar Indra Bambang Utoyo yang juga menjadi salah satu penantang Bamsoet dan Airlangga, menyatakan siap maju sebagai calon ketua umum di Munas Golkar pada Desember mendatang. “Saya maju dong, walaupun DPD itu sebetulnya sudah digalang habis oleh AH (Airlangga Hartarto) dan BS (Bambang Soesatyo),” ujar Indra.
Sadar peluangnya sangat kecil, Indra menyatakan akan tetap maju agar Golkar tidak terpecah dua seperti Munas Golkar lima tahun lalu. “Setelah dua tahun kisruh, presiden ikut campur dan terjadi lagi Munas, Setya Novanto terpilih. Konsolidasi Golkar terganggu, malah SN masuk KPK. Saya tidak ingin Golkar terpecah dua lagi,” tandas Indra.
Terpisah, Bendahara Umum DPP Partai Golkar Robert J. Kardinal mengatakan, para pengurus DPP Partai Golkar merasa diperlakukan seperti buruh pabrik jelang rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (5/11).
Robert menuturkan, hal itu terkait lembar absensi pengurus DPP Partai Golkar yang akan menghadiri rapat pleno diletakkan di luar pagar halaman kantor partai. “Benar-benar sudah keterlaluan, masa pengurus partai diperlakukan seperti buruh pabrik,” kata Robert.
Lebih lanjut, Robert menyayangkan sikap pimpinan DPP Partai Golkar itu. Ia menyatakan baru kali ini dalam sejarah berdirinya Partai Golkar absensi pengurus diletakkan di luar gedung.
Tak hanya itu, Robert pun mengeluhkan rapat pleno baru digelar kemarin. Sebab, kata dia, seharusnya rapat pleno rutin dilakukan digelar oleh pimpinan Golkar. “Baru kali ini dalam sejarah Partai Golkar absen pengurus pleno Partai Golkar dilakukan di luar pagar gerbang halaman kantor partai,” tandas Robert.
Diketahui, saat ini situasi internal Partai Golkar kembali memanas jelang penyelenggaraan Munas. Dua tokoh yang sama-sama sempat deklarasi maju menjadi calon ketua umum, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo saling bermanuver di ruang publik.[ab]
