Connect with us

Internasional

Peneliti Jepang Ungkap Penampakan Omicron dan Delta Lewat Mikroskop

Published

on

Kabarpolitik.com – Semua individu mungkin penasaran bagaimana bentuk varian Omicron dan Delta dari Covid-19 yang mampu mengacaukan dunia dengan lonjakan kasus hingga memecahkan rekor. Di balik mikroskop, peneliti dari Jepang mengungkapkan kepada publik bagaimana penampakan kedua varian yang dijuluki sebagai Variant Of Convern (VoC) oleh WHO itu.

Tes pada hewan menunjukkan bahwa varian Delta yang sebelumnya dominan menyebabkan kasus pneumonia yang lebih serius daripada Omicron, yang mendorong gelombang keenam infeksi virus Korona baru di Jepang. Tim peneliti, yang dikenal sebagai G2P-Japan dan terdiri dari para ilmuwan dari Institut Ilmu Kedokteran Universitas Tokyo, Universitas Hokkaido dan lembaga lainnya, menemukan bahwa hamster yang terinfeksi varian Delta menunjukkan gejala, seperti penurunan berat badan atau gangguan fungsi pernapasan. Sementara hamster yang terinfeksi strain Omicron menunjukkan gejala yang lebih ringan.

Omicron Ternyata Lebih Ringan

“Varian Omicron dari Covid-19 tampaknya lebih kecil kemungkinannya menyebabkan gejala serius karena berhenti di pintu masuk jaringan paru-paru,” kata peneliti Jepang yang bereksperimen pada hamster.

Tim mengumpulkan sampel jaringan paru-paru dari hamster dan hanya mewarnai sel-sel yang terinfeksi Covid-19. Suatu hari setelah infeksi varian Omicron atau Delta, sel-sel yang terletak di sekitar bronkiolus atau aluran udara yang mengalirkan udara ke jaringan paru-paru berwarna coklat.

Oleh karena itu, warna cokelat mewakili sel-sel yang merupakan pintu masuk ke jaringan paru-paru. Tiga hari setelah infeksi, hamster yang membawa varian Delta menunjukkan sel-sel coklat di dalam jaringan paru-paru, yang berarti virus telah menyebar di dalam organ.

Ilustrasi wujud virus Korona varian Delta (Kei Sato, associate professor of virology at University of Tokyo’s Institute of Medical Science)

“Namun, warna coklat tetap hanya di pintu masuk jaringan paru-paru pada hamster yang terinfeksi varian Omicron, tidak berubah dari hari setelah mereka pertama kali terinfeksi strain tersebut,” kata para peneliti.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature pada 1 Februari. Namun, peneliti tidak dapat memastikan apakah reaksi pada hamster akan menjadi sama pada manusia. Tetapi mereka mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa ketidakmampuan Omicron untuk menembus jaringan paru-paru adalah salah satu alasan di balik pengurangan risiko rawat inap dibandingkan dengan strain Delta.

“Meski detailnya masih belum diketahui, mungkin varian Delta memungkinkan penghancuran sel di sekitar pintu masuk ke jaringan paru-paru, yang bertindak seperti penghalang, dan menyebarkan infeksi di dalam jaringan paru-paru,” kata profesor virologi di Institute of Medical Science Kei Sato.

Sebaliknya, varian Omicron tidak mendorong sebanyak itu dan tidak dapat menyebabkan penghancuran sel di sekitar pintu masuk ke jaringan paru-paru. “Ini mungkin mengapa varian Omicron hanya menyebabkan penyakit ringan dalam banyak kasus,” katanya.

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *