Politik
Bambang Haryadi: APBN 2025 Masih Tangguh Hadapi Lonjakan Harga Minyak Dunia

Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Haryadi, menilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 masih cukup kuat untuk menghadapi potensi lonjakan harga minyak dunia akibat konflik antara Iran dan Israel.
“Sekarang APBN masih cukup tangguh, mudah-mudahan masih bisa menanggung dampak lonjakan harga minyak,” ujar Bambang, Kamis (19/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa harga minyak mentah global saat ini masih berada di bawah asumsi Indonesian Crude Price (ICP) yang ditetapkan dalam APBN 2025. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, asumsi ICP 2025 ditetapkan sebesar 82 dolar AS per barel. Sementara itu, rata-rata ICP pada Mei 2025 berada di angka 65,29 dolar AS per barel, dan harga pasar saat ini berkisar 72–74 dolar AS.
“Konflik Iran-Israel tentu berdampak, tapi sejauh ini masih dalam koridor yang bisa ditoleransi oleh APBN,” jelas Bambang.
Meski demikian, ia mendorong pemerintah untuk mempercepat pengembangan energi baru dan terbarukan guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Salah satunya melalui percepatan adopsi kendaraan listrik.
“Mobil listrik bisa menjadi solusi untuk mengurangi beban subsidi energi yang selama ini besar,” tambahnya.
Dalam APBN 2025, pemerintah mengalokasikan Rp26,66 triliun untuk subsidi jenis bahan bakar tertentu (JBT), seperti minyak tanah dan solar. Selain itu, tersedia anggaran kompensasi energi sebesar Rp190,89 triliun untuk menutup kekurangan penerimaan badan usaha seperti Pertamina dan PLN akibat kebijakan harga energi.
“Kita harus dorong transisi energi, termasuk kampanye besar-besaran mobil listrik agar bisa mengurangi konsumsi BBM,” tegasnya.
