Politik
Gerindra Jatim Soroti Temuan Belatung dalam Paket MBG di Tuban, Minta Penyedia Bertanggung Jawab

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Tri Astutik, menyatakan kekecewaannya atas temuan belatung dalam paket Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterima siswa SMAN 1 dan SMKN Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Ia menegaskan, penyedia makanan harus bertanggung jawab penuh atas insiden ini.
“Program MBG ini adalah prioritas Presiden Prabowo untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama kelompok rentan, serta mendukung pencegahan stunting. Temuan seperti ini jelas mencederai tujuan mulia program tersebut,” ujar Astutik, Rabu (16/7/2025).
Sebagai Anggota DPRD Tuban, Astutik menyebut insiden tersebut mencoreng citra program unggulan Presiden dan berpotensi menurunkan kepercayaan masyarakat. Ia mendesak agar pemerintah segera mengevaluasi penyedia dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Ia juga mengingatkan pentingnya pengawasan ketat dalam pelaksanaan program MBG, khususnya oleh mitra penyedia makanan atau pihak yang bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Mulai dari pemenuhan standar gizi, kebersihan bahan baku, proses pengolahan, hingga pengemasan makanan harus dilakukan secara higienis. Jangan sampai makanan yang seharusnya menyehatkan justru membahayakan,” tegasnya.
Astutik menambahkan bahwa semua tahap produksi dan distribusi harus mematuhi standar operasional prosedur (SOP) dengan ketat, termasuk menjaga kebersihan dapur dan peralatan masak.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah siswa di SMAN 1 dan SMKN Tambakboyo, Kabupaten Tuban, mengeluhkan kualitas makanan MBG. Sebuah video yang beredar di grup WhatsApp memperlihatkan adanya belatung dalam wadah makanan berisi nasi dan lauk. Belatung tersebut bahkan tampak masih hidup.
Camat Tambakboyo, Ari Wibowo, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, laporan resmi yang diterima pihaknya menyebut bahwa insiden terjadi pada Senin, 14 Juli 2025.
“Saya dapat informasinya justru dari media bahwa ada temuan belatung di makanan MBG di SMAN dan SMKN Tambakboyo,” ujar Ari, Selasa (15/7/2025).
Akibat kejadian ini, sejumlah siswa mengaku trauma dan enggan kembali mengonsumsi paket MBG yang seharusnya menjadi bagian dari upaya peningkatan gizi generasi muda.
