Politik
Ahmad Muzani Ingatkan Bahaya Pragmatisme dalam Politik di Rapimnas GEMIRA
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengingatkan tentang bahaya pragmatisme demi kepentingan jangka pendek yang dapat berujung pada pengkhianatan.
Pernyataan tersebut disampaikan Muzani dalam Rapimnas Gerakan Muslim Indonesia Raya (GEMIRA), organisasi sayap Partai Gerindra, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu (21/9/2024).
“Kita tidak boleh terpaku pada kepentingan jangka pendek semata. Pragmatisme dan hedonisme dapat menjebak kita pada pengkhianatan, dan itu bukan tujuan kita berorganisasi di GEMIRA,” kata Muzani dalam sambutannya.
Dia berharap GEMIRA dapat menjadi penyeimbang di tengah situasi zaman yang semakin pragmatis dan hedonis.
“Tugas GEMIRA adalah memberi makna dalam pergerakan yang kini semakin kering, memberikan semangat di tengah kehidupan yang semakin hedonis, dan menawarkan jalan dalam situasi yang semakin pragmatis,” tuturnya.
Lebih lanjut, Muzani menyampaikan bahwa kemenangan Gerindra dengan terpilihnya Prabowo Subianto sebagai presiden pada Pilpres 2024 harus menjadi semangat untuk menjaga persatuan.
“Pak Prabowo bertekad untuk menjaga dan melestarikan semangat serta nilai Pancasila sebagai dasar dan falsafah bangsa Indonesia. Jika itu yang dijunjung tinggi, toleransi dan kebhinekaan akan tetap terjaga,” ungkapnya.
“Jika nilai-nilai itu dijunjung tinggi, maka persamaan, persatuan, kerukunan, dan gotong royong akan terus menjadi semangat yang kita junjung,” sambungnya.
Muzani menegaskan bahwa Prabowo memperjuangkan tegaknya persatuan sebagai syarat untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
“Persatuan adalah syarat bagi pembangunan suatu negara. Persatuan adalah kunci untuk pertumbuhan ekonomi. Perekonomian adalah semangat hidup kita, dan itulah yang memberi optimisme,” ucapnya.
“Kenapa kita berharap banyak dari Pak Prabowo? Karena inilah yang akan diperjuangkan,” tandasnya.