Daerah
Aktivis NU Banten: Pasangan Nomor Urut 01 mewakili Kebutuhan dan Kultur Kepemimpinan Masyarakat Banten
Serang – Kultur masyarakat Banten tidak terlepas dari unsur budaya dan keagamaan. Ketokohan jawara dan ulama mempunyai peranan penting. Dua kompenen tersebut tidak bisa dilepaskan dari prinsip kehidupan masyarakat banten termasuk dalam menentukan pilihan politik.
Terkait dengan pemilihan presiden (Pilpres 2019), jika mengacu pada pilpres 2014 lalu pasangan Prabowo-Hatta berhasil meraih dukungan terbanyak dari provinsi banten. Hal tersebut karena tak lain pencitraan agama yang dipakai paslon mampu meraih banyak simpatik.
Sementara untuk pilpres 2019, peta dukungan diprediksi akan banyak mengalami perubahan. Kedua pasangan calon diprediksi akan bersaing ketat dan isu-isu agama dan keumatan juga masih menjadi isu sentral yang dimainkan kedua paslon.
Terkait dengan hal tersebut, aktivis muda NU Banten, Cecep mengatakan jika harus objektif maka paslon nomor urut 01 yakni Jokowi-Ma’ruf sangat merepresentasikan kultur dan kebutuhan kepemimpinan yang cocok bagi masyarakat banten.
“Jokowi-Ma’ruf merepresentasikan kultur dan kebutuhan kolektifitas kepemimpinan yang cocok dengan karakteristik masyarakat banten yang memenuhi unsur keagamaan dan kuatnya patron ketokohan,” ujar Cecep yang juga mantan aktivis PMII tersebut.
Namun, lanjut Cecep masyarakat di Banten termasuk tokoh agama banyak yang tidak mengerti karena derasnya informasi hoaks yang mendiskreditkan paslon nomor urut 01 terutama terkait isu-isu sensitif keagamaan.
“Di Banten sama dengan umumnya daerah lain, musuh utama paslon Jokowi-Ma’ruf ini ya berita bohong yang mendiskreditkan seperti tidak pro umat islam maupun antek cina. Padahal kan itu kan hoaks yang dimainkan tetangga sebelah,” tegasnya.
Untuk itu Cecep meminta masyarakat untuk lebih jauh mengenal dan memahami kedua paslon dari sumber informasi terpercaya. Salah satunya dukungan dari berbagai tokoh dan sesepuh Banten yang memang bisa jadi rujukan. “Saya yakin jika benar informasi yang diterima masyarakat, Jokowi-Ma’ruf bakal menyapu bersih dukungan masyarakat banten,” ujarnya.
Sementara itu peneliti LSPI Budiana menilai isu-isu agama yang dilakukan untuk menyerang kubu Jokowi tidak akan berpengaruh malah justru pada akhirnya akan merugikan penyerangnya sendiri. “Isu soal pilih pemimpin yang islami mislanya, justru kena diri sendiri ketika ada tantangan jadi imam shalat, test baca quran dan video saat wudlu. Itu kan memalukan. Jadi isu agama memang jangan dipakai untuk kepentingan pemilu. Adu program kerja dan kinerja saja, itu keren,” ujarnya.