Politik
Bambang Haryadi Desak BPH Migas dan Ditjen Migas Bertanggung Jawab soal Mafia Solar

Wakil Ketua Komisi XII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryadi, mendesak Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) serta Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM untuk memberikan pertanggungjawaban terbuka atas maraknya praktik mafia solar bersubsidi di berbagai daerah. Salah satu kasus yang disorot terjadi di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Desakan ini disampaikan usai kunjungan kerja Komisi XII ke Sumatera Utara pekan ini, dimana rombongan menerima berbagai keluhan langsung dari masyarakat dan pelaku usaha kecil terkait distribusi solar subsidi yang dinilai tidak tepat sasaran.
“Penyelewengan solar subsidi ini sudah sangat mengkhawatirkan. Negara dirugikan, rakyat kecil dikorbankan,” tegas Bambang, Minggu (6/7/2025).
Ia menyebut praktik mafia solar telah menyebabkan potensi kerugian negara hingga triliunan rupiah. Lemahnya pengawasan distribusi dari hulu ke hilir disebut menjadi celah empuk bagi mafia.
“BPH Migas dan Ditjen Migas tidak boleh diam, apalagi takut terhadap tekanan politik atau beking oknum pelaku. Kalau ada tekanan, laporkan ke DPR. Komisi XII siap membackup penuh pemberantasan mafia solar. Negara tidak boleh kalah oleh mafia,” ujarnya.
Komisi XII, lanjut Bambang, mendesak pemerintah pusat mengusut tuntas jaringan mafia solar subsidi. Ia juga mendorong audit menyeluruh terhadap sistem distribusi, reformasi tata kelola subsidi energi, serta penguatan digitalisasi pengawasan.
“Kami mempertimbangkan pemanggilan resmi terhadap pimpinan BPH Migas dan Dirjen Migas dalam waktu dekat. Tidak menutup kemungkinan akan ada rekomendasi langsung kepada Presiden untuk langkah struktural,” tambahnya.
Bambang menegaskan DPR, khususnya Komisi XII, tidak akan tinggal diam melihat subsidi untuk rakyat justru dinikmati oknum tak bertanggung jawab.
“Ini soal keberpihakan. Negara harus membela yang lemah, bukan membiarkan subsidi disabotase oleh mafia dan bekingnya. Usut tuntas, bersihkan sampai ke akar,” pungkasnya.
