Connect with us

Politik

Butuh Inovasi dan Kolaborasi untuk Majukan Sektor Pendidikan

JAKARTA (12 September): Kemampuan mengembangkan inovasi dan kolaborasi tenaga pengajar dan peserta didik merupakan modal penting memajukan sektor pendidikan di era teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang dengan cepat.

“Saat ini kita membutuhkan para pendidik yang memiliki kemampuan inovasi dan semangat berkolaborasi dengan baik untuk menjawab berbagai tantangan di era globalisasi yang sarat perubahan ini,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/9).

Berdasarkan catatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) isu strategis pembangunan pendidikan nasional yang harus diselesaikan, antara lain terkait layanan pendidikan yang belum merata dan kualitas pendidikan yang masih rendah.

Apalagi, berdasarkan data 2022, menunjukkan kekurangan guru di Indonesia mencapai 781 ribu. Selain itu, masih ada 288 kecamatan di Indonesia yang tidak memiliki SMP dan 681 kecamatan tidak memiliki SMA.

Diakui Lestari Moerdijat yang biasa disapa Rerie, kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kompetensi guru yang masih rendah dengan sebaran yang belum merata.

Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI itu, kondisi tersebut harus segera dijawab dengan berbagai langkah menyiapkan tenaga pengajar yang profesional di era digital saat ini.

Pendidikan di era digital, kata Legislator NasDem dari Dapil Jawa Tengah II (Demak, Kudus, Jepara) itu, ditandai dengan integrasi teknologi informasi dan komunikasi ke dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.

Di era ini, ujar anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, para peserta didik dan pengajar bisa dengan mudah mengakses sumber pengetahuan yang melimpah.

Kondisi tersebut, tegas Rerie, menghadirkan tantangan yang harus dijawab dengan peningkatan kemampuan daya inovasi dan kolaborasi dari para tenaga pengajar dan peserta didik, yang dapat menjadi modal penting dalam memajukan lembaga pendidikan.

Para pengajar dan peserta didik, tegasnya, harus memaknai literasi baru di era digital yang mencakup literasi data, kemampuan membaca dan menganalisis berbasis informasi di dunia digital, serta literasi teknologi.
Rerie berharap, perpaduan antara daya inovasi dan kolaborasi yang baik itu akhirnya mampu menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing di skala global.(*)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *