Pemerintahan
Gandeng IGA, Sekretariat Kabinet Gelar Seminar Gastronomi dan GastroNesia Mini Potluck Festival
Dalam upaya menyatupadukan pemahaman terhadap gastronomi di kalangan masyarakat serta otoritas kebijakan yang menangani masalah makanan, Sekretariat Kabinet (Setkab) bekerja sama dengan Indonesian Gastronomy Association (IGA) akan menyelenggarakan dua event penting.
“Pertama, Seminar Gastronomi Indonesia dengan mengangkat tema Peran Gastronomi Indonesia dalam menumbuhkan Gastropeneurship dan Memperkuat Diplomasi Indonesia, dan kedua GastroNesia Mini Potluck Festival,” kata Staf Ahli Sekretaris Kabinet (Seskab)  Bidang Hukum dan Hubungan Internasional Thanon Aria Dewangga dalam konperensi pers, di Hotel Morrisey, Jakarta, Senin (22/10) pagi.
Seminar Gastronomi Indonesia, menurut Thanon, akan dilaksanakan di Gedung III Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Jakarta, Selasa (23/10) besok. Sedangkan GastroNesia Mini Potluck Festival akan diselenggarakan di Gedung Krida Bhakti Kemensetneg, Jakarta, Kamis (25/10) mendatang.
Seminar Gastronomi Indonesia itu mengundang perwakilan pemerintah daerah, akademisi, lembaga terkait, dan juga para asosiasi untuk merumuskan strategi inward looking. Sedangkan pada GastroNesia Mini Potluck Festival panitia mengundang 20 perwakilan kedutaan besar negara-negara sahabat. “Ini merupakan strategi outward looking,” ujar Thanon.
Diplomasi Melalui Makanan
Staf Ahli Seskab Bidang Hukum dan Hubungan Internasional, Thanon Aria Dewangga mengatakan, sudah saatnya gastronomi  dipertimbangkan sebagai referensi dalam meningkatkan branding power equity Indonesia, entrepeneurship serta one of tools of diplomacy yang harus diperjuangkan di forum internasional.
Ia mengutip arahan Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas tanggal 3 Februari 2017 lalu, yang  mengingatkan bahwa brand power Indonesia belum kuat dibandingkan dengan negara tetangga.
“Presiden menginginkan bahwa peran diplomasi ke depan harus mulai mengarah pada 4 rules of diplomacy yang baru, yaitu diplomasi kebudayaan, diplomasi film, diplomasi olahraga, dan diplomasi makanan,” terang Thanon.
Thanon juga menyampaikan sesuai data yang ada, Brand Power Indonesia di tahun 2017 kisarannya masih 6,4 persen, masih cukup jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Thailand dan  Singapura.
Untuk itulah, lanjut Staf Ahli Seskab itu, Sekretariat Kabinet ingin melihat dan mencari partner untuk mengangkat diplomasi melalui makanan ini.
“Kenapa? karena Hillary Clinton pernah menyampaikan bahwa food is the oldest form of diplomacy. Jadi sebetulnya, tokoh dunia seperti Hillary Clinton pun sudah melihat bahwa makanan ini sebagai alat diplomasi,” ujar Thanon seraya menambahkan, makanan dapat mewakili sebuah sejarah, tradisi, dan budaya suatu masyarakat.
Letak diplomasi dalam Gastrodiplomacy , jelas Thanon, adalah mengajak masyarakat mancanegara untuk dapat tertarik mencicipi makanan suatu negara dan menikmati makanan tersebut sebagai bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.
Thanon mengingatkan, sebenarnya, untuk mengangkat makanan sebagai tools diplomasi itu bukan merupakan hak eksklusif bagi para diplomat-diplomat, bukan hak eksklusif bagi para pejabat-pejabat pemerintah, karena sebetulnya para pelaku makanan itu adalah masyarakat dan orang-orang yang mempunyai passion terhadap makanan.
“Nah, kenapa kita semua tidak merangkul mereka untuk bisa terlibat di dalam diplomasi makanan, untuk mengangkat branding Indonesia di dunia internasional,” ucap Thanon.
Untuk itulah, jelas Thanon, Sekretaris Kabinet bekerja sama dengan IGA menyelenggarakan Seminar Nasional Gastronomi Indonesia, di lantai 4 Gedung III Kemensetneg, Jakarta, selasa (23/10) besok, dengan mengundang perwakilan pemerintah daerah, akademisi, lembaga terkait, dan juga para asosiasi. Yang kedua, Festival Gastronesia Mini Potluck Festival yang akan diselenggarakan di Gedung Krida Bhakti, Kemensetneg, Jakarta, Kamis (25/10) mendatang. ”Ini merupakan strategi outward looking. Dalam acara tersebut kami mengundang 20 perwakilan kedutaan besar negara-negara sahabat,” tukas Thanon.
Staf Ahli Seskab itu berharap dengan disajikannya makanan-makanan yang ada, baik itu dari anggota IGA, maupun dari pemerintah daerah, para diplomat yang berasal dari kedutaan negara sahabat itu bisa mencicipi makanan, kemudian kita bisa sampaikan apa filosofi makanan tersebut.
Sementara Ketua Harian IGAÂ Ria Musiawan mengatakan, acara GastroNesia Mini Potluck Festival merupakan acara rutin yang diselenggarakan oleh IGA. Namun baru tahun ini dikerjasamakan dengan lembaga pemerintah.
Ria berharap, acara ini dapat rutin dilaksanakan dengan tetap menggandeng pemerintah agar mencerminkan sinergitas pemerintah, masyarakat, pelaku usaha serta media untuk mengangkat peran gastronomi Indonesia agar lebih dikenal secara luar, baik nasional maupun internasional.
Selain dihadiri oleh Staf Ahli Seskab Bidang Hukum dan Hubungan Internasional Thanon Aria Dewangga, Ketua Harian Indonesian Gastronomi Association Ria Musiawan, konperensi pers itu juga dihadiri oleh Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kanya Lakshmi Sidarta, Presiden Indonesian Gastronomy Association Indra Ketaren, Ketua Panitia GastroNesia Potluck Mini Festival Pamungkas Widiatmoko., dan Wakil dari BPDPKS Ahmad Mauli. (DNA/JAY/ES)