Pemerintahan
Hadiri Peringatan Hari Santri, Wapres Paparkan Tiga Potensi Ekonomi Kreatif
Serang, Kabarpolitik.com – Teknologi digital telah mengubah secara fundamental berbagai aspek kehidupan, diantaranya sektor ekonomi kreatif. Di tengah abad teknologi ini, ekonomi kreatif dan ekonomi digital saling terkait satu sama lain meskipun keduanya adalah sektor yang berbeda.
Ekonomi kreatif tidak mungkin hadir tanpa inovasi melalui sarana digital. Konten-konten kreatif diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi melalui berbagai platform digital. Semua ini adalah tantangan sekaligus peluang yang dapat dimanfaatkan oleh segenap bangsa Indonesia, termasuk kalangan santri, demi mewujudkan kemakmuran bersama.
“Saya harap para santri dapat mengoptimalkan semua peluang yang terbuka di sektor industri kreatif digital, khususnya yang dapat memajukan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” pesan Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat menghadiri Peringatan Hari Santri Nasional 2022, di Pesantren An-Nawawi Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Jumat (28/10/2022).
Dalam acara yang digelar bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda tersebut, selanjutnya Wapres memaparkan 3 (tiga) potensi ekonomi kreatif kepada kalangan santri, baik yang hadir secara daring maupun luring.
“Pertama, laporan PBB [Perserikatan Bangsa-Bangsa] menyatakan industri kreatif sangat mungkin dikembangkan di setiap negara, namun belum optimal di banyak negara berkembang,” ujar Wapres saat memulai penjelasannya.
Yang kedua, lanjut Wapres, industri kreatif tetap menjadi sektor yang menjanjikan di tengah tantangan perekonomian yang berat akibat pandemi, perubahan iklim, krisis geopolitik, kenaikan harga, dan sebagainya.
“Industri kreatif terbukti dapat menopang pencapaian pembangunan berkelanjutan. Saat negara-negara menerapkan pembatasan akibat Covid-19, ekspor jasa kreatif global bertahan paling baik dibandingkan jasa lainnya yang mengalami penurunan hingga 20%,” ungkapnya.
Yang ketiga, Wapres menunjukkan hasil penelitian, bahwa sektor kreatif sulit digantikan oleh kecerdasan buatan, karena kreativitas dibentuk oleh beragam faktor, seperti sosial, budaya, lingkungan, dan aneka nilai.
“Sejauh ini teknologi digital menjadi tandem yang menguatkan dari kreativitas manusia,” ungkap Wapres.
Untuk menangkap peluang ini, Wapres menekankan pentingnya santri dibekali dengan pengetahuan dan keahlian di bidang teknologi digital agar mereka bisa melakukan dakwah dan ekonomi secara digital. Oleh karena itu, Wapres mengapresiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) yang menginisiasi gerakan santripreneur ini.
“Teruskan! Gerakan ini akan membawa perubahan besar di lingkungan santri dan untuk bangsa dan negara,” ucap Wapres.
Wapres berharap, Kementerian Parekraf agar terus mendorong lahirnya para pejuang/ mujahid digital melalui proses transfer ilmu mengenai bidang ekonomi kreatif digital, hak kekayaan intelektual, pembiayaan, dan hal-hal lain seputar produk kreatif kepada para guru dan santri di pesantren-pesantren.
“Saya juga minta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengamati dan melakukan analisis terhadap tren ekonomi kreatif digital ke depan, khususnya bila pandemi berakhir. Data dan analisa ini akan menuntun pemerintah dalam merumuskan kebijakan-kebijakan di sektor ekonomi kreatif,” imbuh Wapres.
Mengakhiri sambutannya, Wapres mengajak santri mewujudkan santri digital untuk Kebangkitan Indonesia.
“Saya sangat senang dapat melihat sendiri bagaimana santri bergerak untuk ambil bagian dalam pembangunan dan kebangkitan bangsa,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Parekraf Sandiaga Salahuddin Uno mencatat lima tantangan yang dihadapi dalam ekonomi digital, yaitu cyber security, tight competition, human resource development, availability of internet access, dan regulations. Namun, ia meyakini santri bisa menjadi produsen informasi dan literasi serta penggerak konten-konten dan produk-produk bermutu yang bernafaskan islami dan mengedepankan Islam yang rahmatan lil ‘alamin dalam upaya memastikan generasi muda ke depan berakhlakul karimah.
Adapun Santri Digitalpreneur Indonesia, lebih jauh Sandiaga menyampaikan, bahwa program ini dilakukan dalam bentuk kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas santri dan generasi milenial dalam menghadapi tantangan industri digital, yang pada tahun 2022 ini sudah terlaksana di 50 pesantren di wilayah Tasikmalaya-Jawa Barat, Tanah Datar-Sumatra Barat, Banjar Baru-Kalimantan Selatan, Bondowoso-Jawa Timur, dan Sidoarjo-Jawa Timur yang melibatkan sebanyak 250 santri.
“Secara kuantitas, kita memiliki sumber daya manusia yang mumpuni. Bayangkan, jika 1 persen saja dari santri yang berjumlah 5 juta orang ini menghasilkan konten-konten yang kreatif dan bermanfaat untuk umat, berarti ada tambahan 50 ribu content creator baru di Indonesia,” ucap Sandiaga.
Hadir dalam acara ini, antara lain, Penjabat (Pj.) Gubernur Banten Al Muktabar, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar, Pimpinan Pesantren An-Nawawi Tanara, Pengurus Yayasan Dewa Dewi Indonesia, dan perwakilan santri dari berbagai pesantren di Indonesia.
Sementara, Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Staf Khusus Wapres Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Otonomi Daerah Muhammad Imam Aziz, dan Tim Ahli Wapres Farhat Brachma. (RR/AS, BPMI-Setwapres)