Nasional
Halte Permanen BST Solo Terganjal Lahan
Kabarpolitik.com, SOLO – Transportasi publik Kota Bengawan terus dimaksimalkan dengan pembangunan infrastruktur penunjang. Di antaranya halte permanen Batik Solo Trans (BST). Fasilitas tersebut didirikan di 11 titik jalur koridor III. Namun, tidak semua halte bisa dibangun permanen.
Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta Taufik Muhammad mengatakan, selama ini, keberadaan halte BST portabel kerap dikeluhkan masyarakat dengan berbagai alasan. Seperti terlalu terbuka, kurang teduh, hingga tak ramah difabel.
“Halte portabel itu hanya sementara. Ke depan semua dipermanenkan sesuai standar. Untuk sekarang ini baru 11 titik kami bangun permanen,” jelasnya kemarin (13/10).
Menurut Taufik, seluruh halte di koridor I dan II BST telah dibuat permanenan. Kini, dishub tinggal menyelesaikan pembangunan halter permanen di koridor III.
Dishub tak menampik ada sejumlah halte portable yang tak bisa dipermanenkan. Penyebabnya, berada di depan pelataran rumah warga maupun pertokoan. Itu terlihat di sepanjang Jalan Yosodipuro.
“Basic-nya semua dipermanenkan. Hanya beberapa titik tak memungkinkan untuk dibuat permanen. Makanya sementara masih portabel,” jelas dia.
Ditambahkannya, dengan adanya halte permanen tersebut, masyarakat, khususnya pengguna jasa BST bisa lebih nyaman karena halte menjadi teduh, dilengkapi papan informasi rute BST, dan akses untuk difabel.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Hari Prihatno mengamini bahwa halte portabel sulit diakses penyandang disabilitas karena bentuknya tangga. “Tapi, (halte, Red) yang permanen ada jalur khusus khursi roda yang landau. Jadi bisa diakses pengguna kursi roda maupun kruk,” kata dia. (rs/ves/per/JPR/JPC)