Politik
Kampanye 2019, Jokowi: Baliho dan Spanduk Sudah Tidak Efektif
Kabarpolitik.com, SEMARANG – Petahana Pilpres 2019 Joko Widodo menyatakan penggunaan baliho dan spanduk sudah tak efektif untuk kampanye. Calon Presiden nomor urut satu itu berujar strategi door to door saat ini adalah pilihan yang tepat.
“Sekarang ini baliho, spanduk, menurut saya sudah tidak efektif lagi. Yang efektif adalah door to door,” katanya saat berpidato pada acara pelantikan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin di Panti Marhaen, Semarang, Sabtu (20/10).
Pasalnya, Jokowi menilai bahwa pemilu 2019 sudah sangat berbeda dengan periode-periode sebelumnya. Sehingga dibutuhkan pola lapangan yang berkembang pula. “Paling baik adalah micro marketing atau canvassing. Yaitu door to door,” katanya di depan ratusan kader koalisi partai pendukung Jokowi-Ma’ruf.
Mekanisme door to door ini rencananya diterapkan oleh Tim Kampanye Daerah (TKD) di masing-masing wilayah. Di mana area Jawa Tengah baru saja dibentuk dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Bambang Wuryanto sebagai ketuanya.
Apa yang disampaikan mereka sebagai materi kampanye, lanjut Jokowi, adalah pencapaian pemerintah selama ini. Sebagaimana dia sebutkan, diantaranya meliputi pembangunan infrastruktur, dari jalan tol, bandara, pelabuhan, sampai bendungan.
Ataupun program-program lain seperti dana desa, Kartu Indonesia Sehat (KIS), juga Kartu Indonesia Pintar (KIP). “Jelasin itu. Maaf, dulu waktu di Solo karena lingkupnya masih kecil, saya bisa door to door menceritakan tentang ini. Pilkada kedua, tanpa kampanye dapat 91 persen waktu itu. Ini sama, tapi cerita seluruh Indonesia, siapa yang bisa? Ya bapak ibu semuanya,” terangnya.
Bukan cuma soal capaian pemerintah, TKD juga ditugasi menangkal isu-isu tak benar berkaitan soal Jokowi dan para pendukungnya. Contohnya saja, mengenai sosok Jokowi yang kerap dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), pemerintah sebagai antek negara asing, tenaga kerja asing, serta kriminalisasi ulama.
“Misal antek asing, antek asingnya di mana? Ini dijawab. Blok Mahakam sekarang sudah 100 persen dikelola Pertamina, dulu Prancis dan Jepang. Blok Rokan, 100 persen juga Pertamina, dulu dipegang Chevron Amerika. Freeport, 40 tahun kita cuma 9 persen, kita diam saja. Kini sudah head of agreement, sales and purchase. Sudah 51 persen. Dipikir mudah, bicara seperti itu sama mereka, tekanan juga ada. Tapi nyatanya bisa,” tegas Jokowi. (gul/JPC)