Internasional
Keluarga Korban Penembakan Massal AS Tuntut Larangan Penjualan Senjata

Kabarpolitik.com – Keluarga korban penembakan massal menggelar aksi solidaritas di gedung Capitol AS. Para penyintas dan keluarga yang selamat dari setidaknya 9 penembakan massal di Amerika Serikat berkumpul di Capitol Hill untuk menuntut larangan penjualan senjata.
Organisasi advokasi March Fourth menggelar pertemuan umum dengan mengajak para penyintas dari penembakan Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas. Mereka mengusulkan larangan sipil terhadap senjata. RUU tersebut disahkan di DPR pada Juli dan Senat pada 1 Agustus.
Dion Green, yang selamat dari penembakan massal di Dayton, Ohio, pada 2019 tetapi kehilangan ayahnya dalam tragedi itu, berbicara di rapat umum untuk mendukung undang-undang tersebut. “Kita harus terus bersatu seperti ini, terus menjadi pengubah permainan untuk mencegah peristiwa ini terjadi lagi,” kata Green kepada ABC News.
“Rasa sakit kami nyata, dan kami tidak sendirian,” katanya.
Nubia Hogan kehilangan ayahnya, Eduardo Uvaldo, pada penembakan saat parade 4 Juli di Highland Park, Illinois. Hogan mengatakan dia dan saudara perempuannya, Tanya Castro, memilih untuk mendesak larangan senjata.
Jazmin Cazares, saudara perempuan korban penembakan Uvalde berusia 10 tahun Jacklyn Cazares, mengatakan orang-orang tampaknya tidak memahami rasa sakit yang dia rasakan. Ayahnya, Javier Cazares, berkumpul bersama Jazmin, dan merefleksikan pertemuan keluarga.
“Sekarang kami memiliki lebih banyak keluarga dari penembakan yang berbeda,” kata Javier Cazares kepada ABC News.
Orang-orang yang selamat dari penembakan di SD Sandy Hook di Newton, Connecticut, yang sekarang sudah duduk di bangku SMA, datang bersama Junior Newtown Action Alliance dan mendesak Senator untuk meloloskan larangan senjata serbu. “Kongres seharusnya melarang senjata perang ini setelah insiden di Sandy Hook,” kata ketua bersama dari Junior Newton Action Alliance, Leah Crebbin.
“Tindakan teror dan kekejaman yang telah dilakukan akan terus terjadi jika Senator hanya diam dan tidak melakukan apa-apa,” tutupnya.
