Nasional
Kenali Cantiknya Tenun Ikat Sikka dengan Sentuhan Modern

Kabarpolitik.com, JAKARTA – Kini kain tradisional bukan hanya digunakan dalam acara adat. Tapi, dengan sentuhan modern, kain tradisonal bisa berubah menjadi fashion item kekinian. Salah satunya tenun ikat Sikka asal Nusa Tenggara Timur (NTT).
Tenun ikat Sikka memang berasal dari daerah bernama Sikka di NTT. Meski terlihat serupa seperti kain lainnya di NTT, tenun ikat Sikka memiliki ciri khas yang menonjol. Terutama motif yang ditampilkan, yang cenderung menonjolkan tananam seperti bungan mawar serta salah satu hewan khas NTT yakni kuda.
Namun sayangnya, belum banyak masyarakat yang mengenal tenun ikat Sikka. Padahal, tenun ikat Sikka telah dilindungi kekayaan intelektualnya melalui Indikasi Geografis dengan sertifikat ID G 000000056, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM. Dan menjadikan tenun ikat yang pertama di Indonesia yang memperoleh perlindungan hukum kekayaan intelektual.
Untuk itu, Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Tenun Ikat Sikka bersama dengan Yayasan Sahabat Cipta menyelenggarakan Tenun Ikat Sikka Auction & Marketplace pada 15-17 Februari 2019, bertempat di Atlet Century Park Hotel, Jakarta. Selain memperlihatkan tenun ikat Sikka bernilai tinggi, acara ini akan diramaikan dengan demo pembuatan tenun, pameran kain berusia tua, dan flashmob Goyang Maumere.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing produk yang bersertifikat Indikasi Geografis sedemikian rupa sehingga memberi dampak pada peningkatan harga jual produk yang akhirnya akan meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat penenun dan pelaku kreatif Tenun Ikat Sikka serta untuk pelestarian lingkungan, dengan memproduksi Tenun Ikat Sikka yang menggunakan bahan alam,” ujar Direktur Merek dan Indikasi Geografis, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM, Fathlurachman, Jumat (8/2).
Dalam kesempatan yang sama, Dollaris Riauaty Suhadi selaku perwakilan Sahabat Cipta mengungkapkan hasil tenun ikat Sikka yang dihadirkan dalam pameran bukan hanya dalam bentuk kain. Masyarakat bisa melihat bagaimana tenun ikat Sikka berubah menjadi fashion item kekinian.
Setidaknya, akan ada baju, tas, dompet, dan aksesori lainnya yang berbahan dasar tenun ikat Sikka. “Kita juga kerja sama dengan 8 rumah desainer yang khusus membuat produk fashion dari tenun ikat Sikka,” ujar Dollaris.
Selain menunjukkan kecantikan tenun ikat Sikka dengan gaya modern, Ia pun meyakinkan kalau pewarnaan yang digunakan menggunakan proses alami. Yakni pewarnaan alam guna mendukung pelestarian lingkungan. Untuk itu, melihat prosesnya yang lama dan alami, tak heran jika harga per helai tenun ikat Sikka bisa mencapai Rp 2 juta.
Masyarakat pun bisa langsung bertanya dengan para pelaku kreatif tenun ikat Sikka, bagaimana proses pembuatan kainnya. Sebanyak 10 orang penenun dan pelaku kreatif tenun dari kabupaten Sikka akan hadir. Mereka mewakili kelompok-kelompok penenun/pelaku kreatif tenun ikat Sikka dari berbagai etnik di Sikka.
(JPC)
