Nasional
Komisi Dakwah MUI akan Luncurkan Modul Dakwah Islam Wasathiyah
JAKARTA – Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan meluncurkan modul dakwah Islam Wasathiyah. Modul tersebut saat ini sedang tahap penyusunan dan akan diberikan kepada sejumlah Dewan Kemakmuran Masjid dan Majelis Taklim.
Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Zubaidi mengatakan, modul dakwah ini dibuat untuk menjabarkan nilai-nilai Islam Wasathiyah yang terdapat dalam taujihat yang isinya sangat mendalam dan komperhensif.
‘’Taujihat ini sangat singkat tetapi isinya sangat mendalam dan komperhensif. Ini perlu dijabarkan dalam bentuk jabaran operasional dalam pemahaman ajaran Islam Wasathiyah. Baik secara akidah, fiqh atau menyangkat soal akhlak,’’ kata kiai Zubaidi, Kamis (4/8/2022).
Kiai Zubaidi berharap, modul ini nantinya akan menjadi panduan bagi para jamaah agar memiliki pemahaman agama yang moderat, toleran dan komperhensif.
Kiai Zubaidi mengungkapkan alasan dari pembuatan modul ini karena pengajian yang dilakukan di masjid dan majelis taklim tidak terprogam. Menurutnya, semua itu berjalan apa adanya. Termasuk saat khutbah Jumat yang materinya selalu berulang-ulang.
‘’Tapi kalau kita punya modul beserta kurikulum dan silabusnya. Maka kita harapkan, masjid-masjid itu memiliki tema-tema yang berurutan dalam berbagai kesempatan kajian keagamaanya baik yang khutbah maupun pengajian,’’ ujarnya.
Kiai Zubaidi mengungkapkan, Islam Wasathiyah yang dikeluarkan oleh MUI pada Munas ke-9 tahun 2015 di Surabaya ini memiliki tujuan untuk mengajarkan Islam sesungguhnya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Islam Wasathiyah, ujar kiai Zubaidi, berada di tengah yang tidak berpihak pada Islam kanan dan kiri. Kiai Zubaidi menjelaskan, Islam kanan biasanya memahami secara tekstual tetapi tidak dikontekstualisasikan.
Sementara Islam kiri, lanjutnya, hanya kontekstualisasasi tetapi lepas dari teksnya. Sehingga tidak mencerminkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
‘’Kita ingin ajaran kontekstual tetapi sesuai dengan teksnya itu jadi tidak lepas dari teks. Sehingga umat ini dapat pencerahan dan yang diajarkan ini mudah mudahan bisa mencerminkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin,’’ pungkasnya. (Sadam Al-Ghifari/Angga)
[MUI]