Nasional
Lebih dari 20 Negara Akui Juan Guaido Presiden Venezuela Sementara

Kabarpolitik.com – Amerika Serikat (AS) memberikan peringatan keras kepada Venezuela, segala ancaman terhadap diplomat AS atau Presiden Oposisi Venezuela Juan Guaido, akan ditanggapi secara serius. Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan, intimidasi semacam itu akan menjadi serangan besar terhadap aturan hukum.
Peringatan ini datang beberapa hari setelah AS dan lebih dari 20 negara lain mengakui Guaido sebagai presiden sementara. Sementara itu, Guaido juga telah menyerukan protes antipemerintah.
Krisis politik di Venezuela semakin memanas karena ada upaya yang terus meningkat oleh pihak oposisi untuk menggulingkan Maduro. Apalagi perwakilan militer utama Venezuela untuk AS, Kolonel José Luis Silva, membelot dari pemerintahan Maduro. Ia mengatakan, kalau ia mendukung Guaido sebagai presiden.
Bolton via Twitter menegaskan kembali posisi Washington. Ia memperingatkan jangan sampai ada intimidasi terhadap oposisi di Venezuela.
Guaido melalui Twitter-nya juga menyerukan mogok selama dua jam untuk melumpuhkan negara. Ia menyerukan unjuk rasa besar berskala nasional dan internasional.
Pada hari Sabtu (26/1), beberapa negara Eropa termasuk Spanyol, Jerman, Prancis, dan Inggris mengatakan, mereka akan mengakui Guaido sebagai presiden jika pemilihan tidak diadakan dalam waktu delapan hari. Tetapi Maduro menolak ancaman itu. Ia mengatakan, ultimatum Eropa harus ditarik.
“Venezuela tidak terikat dengan Eropa. Ini penghinaan total,” katanya dilansir dari BBC pada Senin (28/1).
Maduro menambahkan bahwa dia siap untuk terlibat dalam dialog yang komprehensif dengan mereka yang menentang kepresidenannya. Dia juga telah mengirim pesan ke Presiden AS Donald Trump, tetapi dia pikir Presiden AS membencinya.
Perlu diketahui, Maduro memutuskan hubungan dengan AS Kamis lalu atas dukungan mereka untuk Guaido, dan memerintahkan utusan AS untuk meninggalkan Venezuela dalam waktu 72 jam.
Sementara itu, Guaido mengatakan, ia sedang melakukan pembicaraan dengan para pejabat militer di Venezuela dengan tujuan membangun dukungan untuk kepresidenannya.
(JPC)
