Nasional
Nanas Kundur Siap Banjiri Pasar Singapura
Karimun,- Kementerian Pertanian (Kementan) terus merambah potensi pangan khusus komoditas nanas yang berkualitas ekspor. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk kreatif meningkatkan produksi berskala ekspor sehingga berdampak nyata dalam peningkatan kesejahteraan petani dan penambahan devisa.
Salah satu nanas yang memiliki potensi ekspor yakni nanas Kundur di sebuah pulau di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Terdapat tiga kecamatan di Pulau Kundur dari total 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Karimun. Ke tiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kundur yang beribu kota di Tanjungbatu, Kecamatan Kundur Barat beribu kota di Sawang dan Kecamatan Kundur Utara beribukota di Tanjungberlian.
Sebelah barat Pulau Kundur berbatasan langsung dengan Provinsi Riau tepatnya dengan Pulau Mendol Kabupaten Pelalawan. Selain itu Pulau Kundur juga sangat dekat dengan Malaysia dan Singapura. Jaraknya dapat ditempuh lebih kurang satu setengah jam perjalanan menggunakan ferry. Adanya moda transportasi ini memiliki keuntungan tersendiri bagi daerah pemasok produk hortikultura ke negara tetangga tersebut.
Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun Muhammad Affan menyampaikan bahwa Kundur merupakan sentra penghasil komoditas buah – buahan andalan seperti nanas, pisang, durian dan rambutan. Bahkan Nanas Kundur dan Durian Kundur sudah sangat terkenal di Malaysia dan Singapura.
“Ini merupakan potensi yang luar biasa untuk menjadikan Kundur sebagai salah satu daerah penghasil devisa negara, daerah penyuplai buah -buahan ke Malaysia dan Singapura,” ungkapnya, Rabu (25/9).
Sejak diterjunkannya Tim Pakar Pendampingan Wilayah Perbatasan Kementerian Pertanian pada April 2017, Pemda Kabupaten Karimun melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan terus berbenah diri guna merealisasikan kembali ekspor nanas ke negara tetangga yang selama ini sempat terhenti karena inkonsistensi pihak petani. Dengan pendampingan terus menerus, pada bulan Oktober – November 2018 nanti rencananya Kundur akan kembali mengekspor nanasnya ke Singapura.
Upaya realisasi ekspor tersebut dilakukan dengan koordinasi antara Dinas Pertanian dan Kehutanan beserta PT Alamanda Sejati Utama. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Karimun berkomitmen untuk membantu menjaga kontinuitas pasokan nanas. Di samping itu pemerintah daerah akan membantu menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam proses penanganan pascapanen buah nanas, di antaranya adalah bangunan untuk packing house. Bersama Koperasi Petani Nanas Kundur, Dinas Pertanian dan Kehutanan juga akan bertanggungjawab mulai dari pengumpulan nanas dari petani, proses sortasi, pengemasan hingga transportasi mulai dari petani hingga ke Jurong, Singapura.
Sedangkan Kementerian Pertanian pusat akan memberikan bantuan berupa peralatan yang diperlukan dalam proses penanganan pasca panen buah nanas serta membantu penyelenggaraan berupa bimbingan teknis (bimtek) bagi petani nanas dan pisang di pulau ini.
Sementara itu PT Alamanda akan menjadi pihak yang menerima dan bertanggung jawab terhadap distribusi dan pemasaran di Singapura. Perusahaan ini juga akan memandu para petani nanas agar produknya dapat memenuhi standar mutu dan kualitas yang diminta oleh pasar Singapura. Termasuk manajemen tanam untuk menjaga kontinuitas pasokan.
“Populasi tanaman sudah kami hitung. Luasan pertanaman dinilai sangat cukup yang mencapai lebih dari 100 ha. Malah inginnya kami bisa kirim per minggu 20 ton. Saat ini kesanggupan petani 20 ton per 2 minggu. Kamu berharap tidak hanya nanas yang akan diekspor namun juga akan menjajagi untuk ekpor pisang mas, karena disini juga sangat potensial”, jelas Deni dari PT Alamanda.
Ekspor nenas dan pisang dari daerah ini tentunya sebagai keberhasilan awal program LPBE (Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor di Daerah Perbatasan).
“Selama ini pemasaran buah – buahan dari Kundur berasal dari Batam. Melalui inisiasi program LPBE, ekspor nenas dan pisang akan langsung dari Kundur Karimun – Singapura”, jelas Direktur PPHH Yasid Taufik.
Hal tersebut dapat terus terwujud secara terus – menerus asalkan para petani bisa terus berkomitmen untuk dapat melakukan budidaya sesuai Good Agricultural Practices (GAP) sehingga dapat memenuhi syarat standar mutu dan kualitas.
“Asalkan para petani bisa terus berkomitmen untuk dapat melakukan budidaya sesuai Good Agricultural Practices (GAP) sehingga dapat memenuhi syarat standar mutu dan kualitas dan yang tidak kalah penting juga komitmen sesuai nota kesepahaman”, tambah Deni.
Dalam pertemuan koordinasi persiapan ekspor nanas di Pulau Kundur pada 21 September 2018 lalu antara Kepala Distanhut Kabupaten Karimun, Ketua Koperasi Tanjung Batu Jaya Karimun, Direktur PT Alamanda Sejati Utama dan Direktur PPHH Yasid Taufik berharap kontinuitas tetap terjaga. Seperti diketahui bahwa harga kesepakatan di tingkat petani saat ini adalah Rp 3.000 per kg.
“Bahwasanya antara petani dan pelaku usaha baik pihak koperasi maupun pihak PT. Amalanda perlu menyatukan semangat dan komitmen untuk terus bisa menjaga kontinuitas pasokan. Koperasi juga harus mampu menjadi eksportir mandiri sehingga harga yang diterima petani bisa lebih tinggi dari sekarang”, jelas Yasid.