Connect with us

Nasional

Pekerja Sosial Indonesia Promosikan Pentingnya Hubungan Antar Manusia

Published

on

Peringatan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia tahun 2019 ke-36 tahun ini jatuh pada tanggal 19 Maret 2019. Penetapan waktu penyelenggaraan World Social Work Day (WSWD) setiap tahun diperingati pada minggu ketiga dibulan Maret.

Penetapan waktu ditetapkan bersama oleh IFSW (International Federation of Social Workers), IASSW (International Association of School of Social Work), dan UN (United Nations) sejak tahun 1983.

Seluruh negara yang menjadi anggota IFSW dan IASSW merayakan sekaligus mengkampanyekan tema global yang telah disepakati setiap tahunnya. Tema global tahun ini “Promoting the Importance of Human Relationships.”

Indonesia sebagai negara anggota dari dua organisasi besar tersebut turut ambil bagian untuk memperingati hari besar Pekerja Sosial. Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) telah memulai serangkaian kegiatan diberbagai daerah melalui Dewan Pengurus Daerah IPSPI. Kota Jakarta sebagai pusat ibukota telah menjadi tempat penyelenggaraan acara paling besar dan meriah. Diawali pada tanggal 19 Maret sebanyak 180 orang mengikuti acara “Malam Refleksi Pekerjaan Sosial” yang diselenggarakan oleh IPSPI DKI Jakarta bersama dengan Social Work Sketch.

Acara puncak peringatan dilaksanakan di Gedung Aneka Bhakti (27/3) Kementerian Sosial – Jakarta. Terdapat 15 organisasi yang tergabung dalam Konsorsium Pekerjaan Sosial Indonesia (KPSI) bersama Yayasan Sayangi Tunas Cilik yang turut memeriahkan acara.

Dalam laporannya, Ketua Tim Pelaksana, Nurul Eka Hidayati menyatakan bahwa acara ini merupakan usaha kolektif kolegial dari berbagai pihak untuk merayakan peringatan sakral bagi para Pekerja Sosial yang dirayakan di seluruh dunia.

“Momentum ini merupakan usaha dan kerja keras kolektif kolegial dari berbagai pihak untuk dapat merayakan Hari Pekerjaan Sosial Sedunia tahun 2019. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi” ujar Eka, Kandidat Doktor FISIP Universitas Indonesia.

Rangkaian acara dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan dilanjutkan dengan menyanyikan Mars Pekerja Sosial Indonesia yang dipandu oleh SWS Choirs. Kemudian,  dilanjutkan dengan laporan Ketua Pelaksana, sambutan Sekretaris Jenderal, Miryam Nainggolan dan dibuka oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Edi Suharto yang menggantikan Menteri Sosial karena sedang melakukan kunjungan kerja ke Sentani, Papua.

Acara inti perayaan puncak ini, disempurnakan dengan orasi ilmiah Yudi Latief, PhD. Sesi kedua dilanjutkan dengan dialog Ketua Komisi VIII DPR, Dr. Ali Taher bersama dengan para Pekerja Sosial dan pilar sosial lainnya. Pada kesempatan ini Ketua Komisi VIII DPR menyatakan bahwa DPR menyambut baik akan hadirnya Rancangan Undang-undang Pekerja Sosial.

“Kami menyambut baik percepatan proses pengesahan Rancangan Undang-undang menjadi Undang-undang. Karena Negara harus hadir untuk memberikan pengakuan, memberikan keadilan, memberikan perlindungan, dan kepastian hukum para Pekerja Sosial karena ini merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendesak.” tegas Taher.

Peserta yang hadir berjumlah 720 orang berasal dari kalangan Pekerja Sosial, Akademisi, Aparatur Sipil Negara, Peneliti, Mahasiswa, dan perwakilan lembaga penyelenggara layanan kesejahteraan sosial di Indonesia. Seluruh insan Pekerjaan Sosial yang hadir sepakat untuk terus mengawal dan menyuarakan pengesahan Rancangan Undang-undang Pekerja Sosial.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *