Politik
Pemilu 2019, Tokoh Tionghoa Ramai Perebutkan Kursi Legislatif
Kabarpolitik.com, MAKASSAR — Semarak Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang, semakin disemarakkan dengan majunya beberapa tokoh tionghoa sebagai calon legislatif. Pernyebarannya pun mulai merata, tidak monoton di satu partai politik saja tetapi hampir pada semua parpol.
Begitu juga level parlemen, tidak hanya DPRD Kota Makassar, tetapi juga DPRD provinsi dan DPR RI.
Untuk DPR RI antara lain ada Raymond Arfandi. Pria yang berprofesi sebagai pengusaha itu mengincar kursi DPR lewat Partai Nasdem dari daerah pemilihan Sulsel I. Selain itu juga ada Kristoforus Essay yang bertarung lewat Perindo dan Irwan Sutanto lewat PDI Perjuangan. Daerah pemilihan yang mencakup enam daerah yakni Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar.
Selainjutnya untuk DPRD Sulsel antara lain ada nama James Kairupan yang bertarung di dapil Sulsel II (Gowa dan Takalar) melalui Partai Hanura. Ada juga caleg incumbent, Edwar Horas yang bertarung di Dapil Makassar lewat Partai Gerindra.
Caleg DPRD Makassar justru lebih banyak. Hampir di semua daerah pemilihan. Di dapil I misalnya ada incumbent Erick Horas (Gerindra), Romi Arfandi Tandiari (Hanura), Yohanna Massie (PDIP) dan Alfon Romio Limbunan lewat Partai Kebangkitan Bangsa.
Selanjutnya di Dapil II ada nama Hendryk Hodiono yang bertarung lewat Partai Demokrat. Selain itu ada incumbent, William Laurin (PDIP) dan Melani Simon lewat Partai Nasdem. Sementara di dapil III ada Adi Mulyadi yang mengadu nasib lewat Partai Amanat Nasional. Selanjutnya Ariella Hana Sinjaya bertarung di dapil V juga lewat Nasdem.
Pengamat sosial politik Universitas Negeri Makassar, Arifin Manggau mengatakan banyaknya tokoh Tionghoa yang menjadi caleg merupakan kemajuan baru bagi kerukunan dan keberagaman di Makassar. Selama ini, kata dia banyak tokoh Tionghoa yang enggan terlibat dalam kegiatan sosial politik dengan beragam pertimbangan.
βIni menjadi bukti kualitas hidup keberagaman di Makassar semakin bagus. Semoga fenonema ini turut mendorong kualitas demokrasi yang lebih baik,β katanya. (pap/bkm/fajar)