Connect with us

Politik

Pemilu Kali Ini Paling Brutal

Published

on

Kabarpolitik.com, MAKASSAR — Politikus Partai NasDem Akbar Faizal hampir pasti tersingkir dari kursi Senayan DPR-RI. Akbar Faisal terkejut melihat rekapitulasi Pemilu Legislatif di daerah pemilihan Sulawesi Selatan II. Perolehan suara politisi Partai NasDem itu cekak. Kursi DPR RI untuk NasDem dari dapilnya malah diborong dua istri bupati di Sulsel. Alhasil, Akbar gagal lolos menjadi anggota DPR periode 2019-2024.

Banyak catatan disampaikan Akbar kepada FAJAR, terkait dinamika perpolitikan nasional. Berikut nukilan singkat wawancara khusus, Sabtu 11 Mei 2019:

Sepekan sebelum pencoblosan, 10 April 2019, survei SMRC menempatkan Anda pada peringkat teratas caleg DPR di dapil tersebut. Melampaui suara caleg separtainya, Syahrul Yasin Limpo, yang notabene mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode. Tapi hasil setelah rekab di luar prediksi. Menurut Anda fenomena apa ini?

Saya hanya mau bilang Pemilu 2019 kali ini adalah pemilu paling brutal dalam sejarah Indonesia. Saya
tentu saja belum mau berbicara sepenuhnya soal hasil karena rekapitulasi KPU belum finalm meskipun
sudah disatu sisi sudah ada gambaran tentang itu.

Dengan sistem proforsional terbuka seperti ini perpolitikan kita kedepan akan sangat rusak. Kerusakan
itu dimulai dari perilaku partai yang sangat tidak ramah pada kualitas hingga tingkat pemilih.

Advertisement

Dasar Anda menyebut ini kerusakan?

Iya memang sangat rusak. Mari kita tengok data. Dari seluruh Indonesia ada fenomena pelibatan pejabat
lokal sangat tinggi. Mulai dari anak bupati, istri bupati, kolega bupati dan sebagainya sangat kental.
Disitu puncak kerusakan proforsional terbuka. Partai-partai akhirnya hanya memikirkan aspek
elektibilitas semata. Mencari sosok caleg pendulang suara dan bukan pada kualitas. Kasihan negara
akhirnya DPR sebagai lembaga terhormat menampung kualitas legaslatif semacam itu. Dan ini kerugian
bagi negara. Kita bisa menebak ranah berpikir mereka yang sangat lokal konten itu.

Seberapa penting cakrawala berpikir yang Anda maksud?

Sangat penting. Anda bayangan kalau seorang ibu rumah tangga lalu dihadapkan pada dalam konsep
kenegeraan. Ini legislatif, sebuah tempat dimana pergulatan pikiran terbaik untuk negeri ini dan
parlemen tempat dimana undang-undang untuk bangsa ini digodok.

Mengapa Anda seperti sangat terpukul dengan pemilu 2019 ini?

Advertisement

Bukan terpukul. Sejak awal saya sudah menduga hasilnya akan seperti ini. Saya sebenarnya tidak mau
bicara lolos atau tidak lagi. Sudahlah. Saya hanya mau konsentrasi meluruskan sistem perpolitikan ini
ke depan. Bagi saya ini sudah sangat memuakkan. Dengan sistem ini kita akhirnya menjadikan
masyarakat sangat brutal dalam mengambil keputusan politiknya di bilik suara. Ini harus diluruskan
dan diperbaiki.

Apa yang salah dari sistem profosional? Lalu apa memungkinkan ke proforsional tertutup?

Ada banyak alternatif jika kita memakai sistem proforsional tertutup–Ini kan soal keputusan internal
partai saja–. Misalnya ada porsi 30 persen untuk kader senior. Ada porsi sekian persen untuk figur yang
diunggulkan dan seterusnya. Anda harus tahu bahwa partai membawa konsep dan gagasan. Konsep dan
gagasan inilah yang dielaborasi ke bawah. Omong kosong kalau kader yang tiba-tiba caleg memahami
konsep partainya. Jadi ini memang mengerikan.

Untuk memperjuangkan konsep ini, strategis apa yang Anda lakukan ke depan?

Saya akan mengambil langkah advokasi terutama untuk perbaikan sistem dalam ranah penegakan
hukum. Ada perilaku menyimpan yang dilakukan para penguasa lokal memainkan sistem dengan cara
tidak benar.

Advertisement

MULUR. Suasana rekapitulasi KPU Makassar untuk tingkat PPK Tallo di Hotel Grand Asia, Jumat, 10 Mei. Rekap Makassar mulur jauh dari jadwal.
(FOTO: YSURAN/FAJAR)

Perilaku menyimpan yang dimaksudkan?

Ya..seperti penyalagunaan kewenangan sebagai pemerintah lokal yang menggunakan anggaran negara
dan APBD untuk berlaku curang. Selama ini mereka keenakan melakukan penyimpangan tanpa pengawasan, terutama Barru, Balukumba dan beberapa daerah yang memang rawan.

Hal lain, saya ingin sampaikan bahwa Pemilu ke depan memang harus diperbaiki lagi. Pemilu 2019 membutuhkan proses pemungutan suara yang lebih besar dan rumit daripada biasanya. Saya kira tak ada caleg yang bisa mengakses informasi C1 full 100 persen hingga hari ini. Kita akhirnya menunggu rekap resmi KPU. Kita semua jadi gamang dan itu rawan kecurangan. (aci)

Advertisement
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *