Nasional
Penyusunan Buku Saku Pedoman Kerukunan Antarumat Beragama Dikebut
JAKARTA— Sebagai negara yang dianugerahi ribuan pulau, ratusan suku, bahasa, budaya, tradisi dan juga ragam agama, dengan mayoritas penduduk yang memeluk agama Islam. Indonesia memiliki tugas besar untuk bisa membangun dan menumbuhkan persaudaraan.
Atas dasar itu, Komisi Antar Umat Beragama (KAUB) MUI menyusun buku saku panduan praktis menjadi buku saku pedoman kerukunan. Penyusunan tersebut tercetus dalam FGD Penyusunan Buku Saku Panduan Praktis Kerukunan Antarumat Beragama di Jakarta, Selasa (11/10/2022).
“Kita berkumpul untuk menyusun buku saku pedoman kerukunan antarumat beragama prespektif Islam secara praktis,” ujar Wasekjen MUI, KH Abdul Manan Ghani, saat berbincang dengan MUIDigital, Rabu (12/10/2022).
Dia mengatakan, penyusunan buku saku ini merupakan program dari Komisi Antar Umat Beragam (KAUB) MUI 2022, yang mana, program tersebut merupakan hasil dari Musyawarah Nasional (MUNAS).
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Manan, begitu akrab disapa, menyampaikan bahwa penyusunan buku saku ini merupakan salah satu wujud ikhtiar MUI untuk membangun kerukunan antarumat beragama.
“Sebenarnya secara akademis buku kerukunan prespektif Islam sudah pernah diterbitkan pada masa saya sebagai ketua komisi priode yang lalu, saat kepemimpinan Prof Dr KH Ma’ruf amin. Kegiatan ini kita laksanakan tidak lain adalah sebagai bentuk ikhtiar membangun kerukunan antarumat beragama,” tutur dia.
Dalam sambutannya, dia mengutip salah satu ayat aAl – Qur’an, yakni surat Al Hujarat ayat 13.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal.”
Dia menjelaskan, dalam ayat tersebut disampaikan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku suku agar saling mengenal. Dan orang yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah orang yang paling bertaqwa.
“Dengan kondisi negara Indonesia yang memiliki ragam suku dan budaya, saya sangat berharap semoga penyusunan buku saku ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman untuk MUI di daerah dalam membangun kerukunan,” kata Kiai Manan menyampaikan harapan. (Dhea Oktaviana, ed: Nashih)
[MUI]