Politik
Pilgub Sumsel, Mengapa Para Tokoh Berebut Ingin Dampingi Herman Deru?
Sejumlah tokoh politik Sumsel, dikabarkan sedang berebut untuk mendampingi menjadi wakil gubernur (wagub) Berpasangan dengan Cagub H. Herman Deru. Pengamat politik Sumsel, Drs Adriansyah MSi menjelaskan 3 faktor utama mengapa Herman Deru masih menjadi idola dan calon terkuat pada Pilkada Sumsel 2024 mendatang.
Alasan pertama, kata Adriansyah, sampai saat ini survey dari berbagai lembaga survey menyebutkan bahwa posisi elektabilitas Herman Deru masih sangat tinggi, rata-rata sekitar 58 persen, jauh meninggalkan kandidat cagub yang beredar saat ini, seperti Eddy Santana Putra, Mawardi Yahya, Heri Amalindo , Joncik Muhammad , Ridho Yahya dan lainnya.
Elektabilitas HD ini tidak berubah meskipun sudah 7 bulan tidak menjabat Gubernur Sumsel.
” Berdasarkan hasil survey dari berbagai lembaga survey nasional menunjukkan elektabilitas HD masih tertinggi dan stabil sampai bulan April 2024. Posisi HD masih sangat kuat” papar Adriansyah kepada sejumlah wartawan dalam Diskusi Pilkada Sumsel 2024 , di salah satu resto dan Cafe di Palembang, Senin (29/4).
Menurut Adriansyah, mengingat Pilkada Sumsel hanya menyisakan sekitar 7 bulan lagi, secara normal posisi mantan Gubernur tersebut sulit dikejar oleh kandidat lainnya. Mengingat waktu sosialisasi dan geografis dan luasnya wilayah provinsi Sumsel. ” Butuh kerja politik yang luar biasa bagi siapapun kandidat untuk mengejar popularitas dan elektabilitas HD. Apalagi gaya HD yang mobilitasnya sangat tinggi sulit untuk ditandingi” papar dosen ilmu politik ini.
Alasan kedua, para tokoh berebut mendampingi HD karena saat ini adalah periode kedua HD menjadi gubenur. Sehingga terbuka kesempatan bagi yang akan menjadi wakil gubenurnya untuk diendorse atau didorong menjadi Gubernur berikutnya pasca HD mengakhiri masa jabatannya.
“Wagub yang mendampingi HD, berpotensi untuk diendorse dan didukung menjadi Gubernur berikutnya. Faktor ini sangat menjanjikan” ujar dosen yang juga konsultan politik ini.
Dia menjelaskan, bagi siapapun wagub yang mendampingi HD tentulah sangat menguntungkan dan strategis untuk melanjutkan kepemimpinan selanjutnya. Mengingat HD terbukti.memiliki dukungan yang besar dari masyarakat, khususnya di wilayah basis, seperti OKU Raya, OKI, Banyuasin, Prabumulih dan Palembang.
” HD yang memiliki basis wilayah dukungan yang besar ini akan sangat memudahkan siapapun yang akan diendorse atau didukung nantinya” jelas Adriansyah.
Faktor ketiga, kata Direktur Sumsel STRATAK ini, HD dikenal sebagai kepala daerah yang memberdayakan wakil kepala daerah yang mendampinginya. Sehingga perjalanan pemerintahan berlangsung dengan baik akibat hubungan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang harmonis. Selama 2 periode menjadi Bupati OKU Timur, HD sangat memberdayakan wakilnya, Cholid Mawardi yang mendampingi selama 10 tahun dan kemudian menjadi Bupati OKUT menggantikan HD. Demikian pula ketika me jadi Gubernur, HD memberdayakan wakilnya, Mawardi Yahya (MY). Dalam perjalanan 5 tahun memimpin Sumsel, duet HDMY berjalan solid, kompak, harmonis tanpa adanya konflik.
” HD itu tipe kepala daerah yang pandai menghargai wakilnya. Sehingga wajar jika para wakilnya nyaman” ujar Adriansyah.
Dari 3 Faktor tersebut, kata Adriansyah, wajar apabila banyak tokoh-tokoh politik, para mantan Bupati dan walikota yang ingin mendampingi atau menjadi wakilnya HD.
” Tetapi untuk memutuskan siapa yang terbaik dan paling ideal, HD tentu sudah mempunyai kalkulasi yang matang. Tidak hanya memperhatikan dukungan elektabilitas, tetapi juga harus mempunyai kesamaan visi, frekuensi dan hati” ujarnya.