Connect with us

Politik

Putih Sari Serukan Kolaborasi Lintas Sektor untuk Atasi Kasus Tuberkulosis di Indonesia

Anggota Komisi IX DPR RI Putih Sari menegaskan bahwa pemberantasan kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia memerlukan keterlibatan lintas sektor. Ia menyebutkan bahwa hal ini menjadi perhatian utama dalam mendukung target Indonesia Bebas TBC pada tahun 2030.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan, terdapat lebih dari 724.000 kasus TBC baru yang terdeteksi pada tahun 2022. Angka tersebut meningkat menjadi 809.000 kasus pada tahun 2023, jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 yang rata-rata di bawah 600.000 kasus per tahun.

“Masalah TBC di Indonesia harus ditangani secara lintas sektor karena kompleksitasnya. Tidak hanya masalah kesehatan saja. Peran parlemen sangat penting dalam hal ini. DPR RI terbagi menjadi 11 komisi dengan bidang masing-masing yang saling terkait dalam upaya eliminasi tuberkulosis,” ungkap Putih Sari usai peluncuran Kaukus Tuberkulosis DPR di Gedung Nusantara, DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2024).

Peluncuran Kaukus Tuberkulosis DPR ini, menurut Putih, merupakan langkah konkret DPR RI untuk menjembatani koordinasi lintas sektor dalam upaya pemberantasan TBC. Kaukus ini juga diharapkan berperan dalam mengawasi kebijakan, melakukan advokasi, dan memastikan semua elemen Indonesia bersatu padu berkomitmen di tingkat nasional dan internasional, mengingat Indonesia termasuk salah satu negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia.

“Kita adalah bagian dari komunitas global yang berkomitmen untuk menghilangkan tuberkulosis secara global. Indonesia harus berkomitmen karena TBC adalah penyakit menular yang juga berhubungan dengan Covid-19. Melalui kaukus ini, kita mengikuti jejak 150 negara yang telah membentuk kaukus serupa,” jelas Putih Sari.

Setelah peluncuran kaukus, Putih menekankan bahwa DPR akan mengawal setiap integrasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah terkait pemberantasan TBC. DPR juga akan berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit TBC melalui berbagai forum dan kampanye.

“Dengan inisiatif-inisiatif ini, diharapkan penanganan tuberkulosis dapat dilakukan secara lebih efektif dan terkoordinasi,” pungkasnya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *