Connect with us

Politik

Rahayu Saraswati: AI Bukan Ancaman, Tapi Mitra Animator Lokal

Published

on

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati, menegaskan bahwa kehadiran kecerdasan buatan (AI) dalam industri animasi tidak boleh dipandang sebagai ancaman, melainkan sebagai peluang untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Hal ini disampaikannya saat kunjungan kerja reses ke Studio Animasi Manimonki di Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (26/7/2025).

“AI bukan musuh, tapi mitra. Kita bahkan harus terbuka terhadap karya yang sepenuhnya dihasilkan AI. Faktanya, film berbasis AI dari Indonesia sudah bisa meraih penghargaan di ajang internasional seperti Cannes,” ujar politisi Fraksi Partai Gerindra itu.

Rahayu mendorong para pelaku industri kreatif, khususnya animator lokal, untuk lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi, termasuk pemanfaatan AI dalam proses kreatif. Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya pendekatan yang berimbang agar teknologi tidak menggeser peran manusia dalam produksi animasi.

“Yang utama adalah bagaimana memastikan para animator tetap punya ruang, tetap berkarya, dan mampu berkolaborasi dengan teknologi bukan malah tersingkir karena kalah bersaing dengan mesin,” tegasnya.

Lebih lanjut, Rahayu menekankan pentingnya regulasi yang jelas, adaptif, dan inklusif dalam menghadapi revolusi teknologi di sektor ekonomi kreatif. Ia mendorong adanya pembahasan lintas komisi dan kementerian untuk menyusun kerangka hukum yang mampu menjawab tantangan AI sekaligus melindungi para pekerja kreatif.

Advertisement

“Regulasi soal AI masih belum tersentuh secara komprehensif. Kita butuh payung hukum yang memberi perlindungan bagi pekerja kreatif dan kepastian hukum bagi pelaku usaha serta pengembang teknologi,” jelasnya.

Rahayu juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi dalam menyusun peta jalan pemanfaatan AI di sektor kreatif. Menurutnya, inovasi teknologi harus tetap berpijak pada nilai-nilai kemanusiaan dan prinsip keadilan.

“Jangan sampai kita larut dalam euforia teknologi tapi lupa pada manusianya. Indonesia harus menjadi pemimpin dalam transformasi digital yang inklusif dan berkeadilan, terutama di sektor kreatif yang menjadi kekuatan utama bangsa ke depan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *