Internasional
Rudal Korea Utara Melintas, Jepang Siaga, Penduduk Diminta Sembunyi

Kabarpolitik.com – Tindakan Korea Utara (Korut) mulai meresahkan. Mereka menembakkan misil balistik jarak menengah melintasi wilayah Jepang dan jatuh di perairan Samudra Pasifik. Pyongyang pernah melakukan hal serupa pada 2017.
Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada meyakini bahwa yang digunakan Korut adalah Hwasong-12 IRBM. Ia melesat sejauh 4.600 kilometer. Itu adalah jarak terjauh yang pernah ditempuh oleh misil Korut. Beberapa pengamat meyakini bahwa misil tersebut mampu menjangkau wilayah Guam, AS.
Sepanjang sejarah, Korut sudah meluncurkan misil di atas wilayah Jepang sebanyak tujuh kali. Pyongyang menguji coba Hwasong-12 pada 30 Januari lalu, tapi hanya terbang sejauh 800 kilometer sebelum akhirnya jatuh di Laut Jepang.
’’Misil tersebut melintas sekitar satu menit di atas Prefektur Aomori sebelum akhirnya jatuh di Samudra Pasifik sekitar 3.200 kilometer dari Jepang,’’ ujar Hamada seperti dikutip Japan Times.
Hamada menambahkan bahwa serangkaian tindakan Korut belakangan ini telah mengancam perdamaian dan keamanan regional serta dunia. Sejak 25 September, sudah lima kali Pyongyang menguji coba misilnya. Jika dihitung sejak Januari, 23 uji coba sudah dilakukan. Itu terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
’’Jepang tidak bisa menoleransi langkah seperti itu dan kami telah membuat nota protes ke Korut melalui kedutaan besarnya di Beijing, mengutuknya dengan cara yang sekuat-kuatnya,’’ tegasnya.
Menembakkan misil melintasi wilayah Jepang merupakan hal problematis. Sebab, pemerintah Jepang tidak hanya harus memastikan keselamatan penduduknya, tapi juga pesawat dan kapal yang ada di lintasan tersebut. Ketika Korut menembakkan misilnya, sistem peringatan J-Alert milik Jepang aktif untuk kali pertama sejak 2017.
Peringatan dikeluarkan untuk Prefektur Hokkaido dan Aomori serta Kepulauan Izu di Tokyo. Alarm mulai berbunyi dari ponsel, radio, dan pengeras suara di sekitar kota dan desa sekitar pukul 07.30. Penduduk diperingatkan bahwa Korut telah menembakkan rudal ke negara itu. Mereka harus mencari perlindungan.
’’Anda tidak akan pernah terbiasa dengan suara tersebut. Itu membuatku merasa sangat takut.’’ ujar Kazuyuki Tsuchiya, penduduk Suttsu, sebuah dusun di pantai barat Hokkaido, pulau paling utara di Jepang seperti dikutip The New York Times.
Untuk sementara tidak ada laporan kerusakan pada pesawat atau kapal. Pasukan Pertahanan Diri (SDF) Jepang memilih tidak menembak jatuh misil tersebut. Itu disebabkan mereka memantau pergerakan misil dari awal dan diperkirakan tidak akan jatuh di wilayah Jepang maupun menimbulkan kerusakan di sekitarnya.
Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida juga mengecam serentetan peluncuran misil Pyongyang. Dia menyebut hal itu keterlaluan. Dia telah menginstruksikan para pejabatnya untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang peluncuran terbaru itu dengan negara-negara terkait nanti. Salah satunya Amerika Serikat.
’’Tindakan ini mengganggu stabilitas dan menunjukkan pengabaian terang-terangan Korut terhadap resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB dan norma-norma keselamatan internasional,” ujar Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson.
