Politik
Sandi: Emak-emak Jangan Berantem di Grup WhatsApp
Kabarpolitik.com, SEMARANG – Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahudin Uno melanjutkan kampanyenya di Kota Semarang dengan memimpin Deklarasi Aliansi Emak-emak Militan Jawa Tengah di Markas Pemenangan Jalan Pamularsih, Kota Semarang, Rabu (24/10).
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pesan yang dititipkan oleh Calon Presiden pasangannya, Prabowo Subianto.
“Pesan Pak Prabowo, emak-emak jangan berantem di grup WhatsApp,” kata eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.
Pesan ini sendiri disampaikan Sandi sebagai salah satu bentuk kampanye positif kubunya. Pasalnya, beberapa kali ia mendapat aspirasi dari rakyat, termasuk hari ini, isinya banyak ibu-ibu yang menjadi tidak rukun hanya karena beda pandangan politik.
“Kita lelah terpecah belah, harus berseteru di WhatsApp grup, di media sosial, maupun pada saat arisan. Pilihan politik bisa berbeda, tapi jangan disikapi dengan caci maki, menjatuhkan, saling sikut menyikut, semua kita sikapi dengan kedewasaan kita,” terangnya.
Oleh karenanya, ia pun sepakat dengan ajakan ibu-ibu yang hadir di acara ini guna menghadirkan kampanye sejuk. Sementara mereka yang hadir pada deklarasi itu sendiri, meliputi sekelompok orang tergabung dalam Mantaps (Millenial Terdepan Prabowo Sandi), MARM (Mak-mak Relawan Militan), serta Gema Padi Sora (Gerakan Emak-emak Prabowo Sandi Solo Raya).
Tak sekadar memimpin deklarasi dan menjadi tontonan ratusan orang yang hadir, Sandi di sana tidak lupa menyerap suara rakyat. Di mana banyak dari pemberi aspirasi menyuarakan keadaan yang tak berpihak pada kalangan bawah.
Seperti Susilo Budiarianti, yang menanyakan soal nasib K2 saat ini. Dimana menurutnya, guru honorer saat ini kesejahteraannya dinomorsekiankan.
“Kalau saya dan Pak Prabowo terpilih, InsyaAllah kita akan sejahterakan K2. InsyaAllah kita naikkan statusnya, menjadi pegawai yang lebih pasti karena mereka bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun sudah mengabdi,” jawab Sandi.
Adapun Dewi, yang meminta agar pemerintah menghapuskan sistem outsourcing. Lantaran, ia menilai adanya hal tersebut sangat menyusahkan serta membatas para pekerja.
Merespons hal tersebut, Sandi mengaku outourcing sudah masuk ke dalam komitmen Prabowo-Sandi untuk dikaji atau ditinjau ulang. Karena ia sendiri menganggap outsourcing sebagai sesuatu yang memberatkan.
“Bukan hanya (bagi) para pekerja, tapi juga dunia usaha. Kita ingin outsourcing itu merupakan salah satu pelengkap, bukan cara dunia usaha mengakali dari sistem ketenagakerjaan kita. Kan kasihan para pekerja yang tiap tahun deg-degan, was-was karena tidak tetap pekerjaannya. Karena kita tidak diperhatikan hak-haknya, kesehatan atau jaminan hari tua,” tegasnya. (gul/JPC)