Internasional
Sebanyak 60 Orang Tewas Dalam Aksi Demontrasi, Pemerintah Irak Dituntut Mundur
Kabarpolitik.com- Sebanyak 60 orang warga irak tewas dan 1.600 ribu orang luk-luka akibat demontrasi besar yang terjadi di Irak selama sepekan ini. Warga yang tewas itu diantaranya adalah warga sipil dan polisi. Akibat kejadian ini, apparat kepolisian tidak mau disalahkan. Mereka mengklaim ada penembak jitu dari pihak yang tidak bertanggung jawab, melepaskan tembakan ke arah demontran.
Akibat dari demontrasi besar yang terus terjadi ini, membuat ulama Irak Moqtada Sadr meminta mundur Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi dari kursi pemerintahannya. Karena Adel dinilai tidak becus dalam menangani para demonstran. Hingga hari ke -4 Jumat (04/10), kekerasan terus melonjak hingga para demonstran memprotes korupsi dan pengangguran di negara tersebut.
Sadr ini adalah mantan pimpinan milisi Syiah yang suaranya sangat berpengaruh di Irak. Ia juga pemimpin dari kelompok politik terbesar di parlemen Irak.
“Pemerintahan harus mundur dan pemilu mesti dipercepat di bawah pengawasan PBB,” Sadr, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (5/10).
“Saya tidak bisa diam melihat pertumpahan darah di Irak,” sambung dia.
Tuntutan ini disampaikan oleh Sadr untuk menghindari korban meninggal bertambah. Dia tidak bisa tinggal diam melihat tumpahan darah dari warga Irak.
Pernyataan keras Sadr harusnya membuat Perdana Menteri Adel Abdel Mahdi itu mengambil langkah cepat untuk mengatasi kerusuhan yang terus- menerus terjadi.
Desakan lain juga disampaikan oleh pimpinan Syiah Ayatullah Besar Ali. Ia mendesak pihak berwenang untuk mengindahkan tuntutan demonstran. Dia juga memperingatkan bahwa aksi protes dapat membesar kecuali jika langkah segera diambil. (pit)