Politik
Teguh Iswara: Konektivitas Moda Transportasi Dukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
JAKARTA (7 November): Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Teguh Iswara Suardi mengungkapkan, kebutuhan integrasi antarmoda sangat relevan dengan kondisi di daerah, terutama untuk meningkatkan interkonektivitas transportasi.
“Saya berasal dari Sulawesi Selatan, kami memiliki bandara, jalur kereta api, dan juga pelabuhan. Tetapi hingga saat ini belum ada keterhubungan yang optimal di antara moda-moda ini. Semuanya masih berdiri sendiri,” terang Teguh dalam Rapat Kerja Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, di Ruang Rapat Komisi V DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).
Legislator NasDem dari Dapil Sulawesi Tengah II (Bulukumba, Sinjai, Bone, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare) itu menjelaskan, bahwa jalur kereta api di Sulawesi Selatan saat ini hanya menghubungkan tiga kabupaten, yakni Kabupaten Maros, Pangkep, dan Barru. Belum terhubung sampai ke Kota Makassar dan Parepare.
“Jika jalur kereta dapat diperpanjang hingga menghubungkan Kota Makassar dan Parepare yang didalamnya ada lima kabupaten, ini akan membuka aksesibilitas bagi masyarakat untuk bekerja di kota besar dan kembali dengan mudah ke daerah masing-masing. Interkonektivitas akan memberikan efisiensi bagi masyarakat,” papar Teguh.
Teguh juga mengingatkan kembali komitmen Presiden Jokowi pada 2015 untuk menghubungkan Makassar hingga Manado melalui jalur kereta api.
Begitu pun dengan kurangnya keterhubungan antara pelabuhan dan moda transportasi lainnya, khususnya pelabuhan di Kabupaten Barru yang belum dapat beroperasi maksimal karena tidak terhubung dengan jalur kereta.
“Jika pelabuhan dapat dilengkapi dermaga yang terintegrasi dengan kereta api, pergerakan logistik dan masyarakat akan menjadi lebih optimal. Ini sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” tambahnya.
Terkait keamanan jalan darat di beberapa titik di Sulawesi Selatan, Teguh mengungkapkan ruas jalan sepanjang 668 km masing minim penerangan.
“Ruas jalan itu sangat rawan kecelakaan karena kondisi gelap dan banyaknya mobil besar yang parkir di bahu jalan. Mengandalkan APBD untuk penerangan jalan tentu tidak cukup, dan kami berharap adanya bantuan dari APBN agar penerangan dapat lebih maksimal, sehingga keamanan masyarakat lebih terjamin,” jelasnya.
(andi nugraha/*)