Nasional
Tiga Siswa Korban Gempa Palu Sekolah di SMA 1 Barru

Kabarpolitik.com, BARRU — Saat ini SMA Negeri I Barru (Smabar) sudah menerima laporan tiga siswa korban gempa bumi Palu yang akan ikut belajar di sekolah ini.
Ketiga siswa itu berbeda tingkatan kelasnya. Dua diantara siswa tersebut sudah datang melaporkan secara resmi ke SMABAR.
Hingga Senin (8/10) sudah ada dua yang melapor, dan Selasa besok, sudah bisa mengikuti proses pembelajaran.
Salah seorang siswa korban gempa, Ainiyah datang diantar oleh Ibu kandungnya Yusnita (34).
Ainiyah sudah beberapa hari tidak belajar karena tidak ada aktivitas belajar di sekolahnya. Apalagi siswa trauma dengan kejadian gempa.
“Rumah saya terkubur dalam lumpur, sehingga kami pulang bersama keluarga dengan pakaian yang melekat di badan saja. Alhmdulillah kami sekeluarga bisa selamat, setelah diajak menumpang di mobil tetangga, untuk meninggalkan lokasi gempa,” cerita Ainiyah.
Dimobil tetangga bermerk Honda Jazz itu dipaksa memuat sembilan orang karena bergabung dengan keluarga tetangga yang juga mengajak untuk mengungsi.
“Itulah sebabnya, saya tidak ingin putus sekolah dan mau ikut belajar di SMA Negeri I Barru,” tuturnya.
Seperti penuturan ibu kandung siswa tersebut, Yusnita (34) menyatakan dirinya bersama suami dan dua anaknya memilih mengungsi ke kampung halamannya di Barru karena rumahnya di Petobo terkubur dalam lumpur.
“Kami antar anak pertama yang sebelumnya duduk di kelas XI MIPA di SMA Negeri 3 Palu untuk sekolah di SMA Negeri I Barru. Anak saya ini tamat SDN 3 Birobuli Palu. Kemudian sekolah dan tamat dari SMP Negeri 3 Tanete Rilau, Barru dan melanjutkan pendidikan SMA Negeri 3 Palu karena kami bertugas sebagai perawat gigi di Puskesmas Bulili Palu.Sedangkan suami saya Arfan (35) bekerja sebagai Distributor produk PNG,” kata Yusnita.
Selain Ainiyah sebagai siswa korban gempa di Palu yang datang melapor untuk ikut Sekolah di SMABAR. Ada juga siswa pengungsi lainnya bernama Dimas Febry kelas X IPS. Sudah melaporkan diri untuk ikut belajar di sekolah ini.
Menurut Kepala SMA Negeri I Barru H Umar, ada dua siswa yang melaporkan secara resmi ke SMABAR untuk mengikuti proses pembelajaran. Satu siswa lainnya juga telah memberikan informasi. Hanya saja hingga Senin, siswa yang satu belum datang.
“Semua sekolah berkewajiban menerima siswa korban gempa untuk diterima mengikuti proses pembelajaran. Bahkan Kadisdik Provinsi Sulsel sudah menerbitkan surat edaran untuk menerima siswa pengungsi dari Sulteng yang telah menjadi korban gempa. Meski begitu siswa yang datang melaporkan untuk mengikuti pembelajaran, tetap kita chek data sekolah asalnya di Sulteng melalui data Dapodik,” kata Umar. (Udi/bkm)
