Politik
Tren Tagar Ganti Presiden Melambat
Peneliti Senior LSI Ardian Sopa (kanan). Foto: Medcom.id/Fachri Audhia Hafiez
Jakarta: Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa menyebut tren gerakan ganti presiden di media sosial melambat. Perlambatan terjadi selama sebulan terakhir.
“Kami pernah survei sebelum pilkada kemudian setelah pilkada ada kenaikan dibandingkan tagar yang sekarang. Tetapi sebulan terkahir, kenaikan ini tidak terjadi lagi,” kata Ardian di Kantor LSI, Jalan Pemuda Nomor 70, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu, 5 September 2018.
Ardian membeberkan pergerakan tren ganti presiden di media sosial relatif stagnan hanya lima hingga 10 persen. Dia tidak menjelaskan lebih jauh persentase tersebut apakah didominasi dengan tren lain.
Dia bilang tagar ganti presiden juga berpotensi naik kembali bila ada penguatan atau pengalihan opini di kalangan masyarakat. Tren akan menurun jika banyak yang tidak menyukai gerakan tersebut.
“Ketika opini ini diarahkan terhadap tagar ini, akan menjadi naik kembali. Tetapi kalau misalnya banyak serangan atau hal negatif dilakukan terhadap tagar ini, juga akan menurun,” ujar Ardian.
Disisi lain, LSI dalam survei terbarunya menyebutkan tagline ganti presiden lebih banyak disukai oleh pengguna media sosial. Sebanyak 63,2 persen pengguna media sosial tanah air menyukai gerakan ganti presiden. Sementara 30,0 persen tidak menyukai dan tidak menjawab 6,8 persen.
“Bukan pengguna media sosial yang suka ganti presiden 51,8 persen, yang tidak suka 37,7 persen selebihnya 10,5 persen tidak tahu atau tidak jawab,” ujar Ardian.
(SCI)