Connect with us

Cek Fakta

Turn Back Hoax: [SALAH] Video “Presiden Prabowo Ancam Media untuk Berhati-hati”

Published

on

  • Konteks asli video berasal dari potongan dokumentasi Mei 2019. Prabowo yang saat itu maju sebagai capres di Pilpres 2019 menyebut media massa sebagai salah satu pihak yang ikut merusak demokrasi. Setelah terpilih sebagai presiden, Prabowo berkomitmen mendukung kebebasan pers.
  • Unggahan video berisi klaim “Presiden Prabowo ancam media untuk berhati-hati” merupakan konten dengan konteks yang salah (false context).

Akun Thread “utoh_pangalayo” [arsip] pada Senin (31/3/2025) dan akun Facebook “Advent Tambun” [arsip] pada Rabu (2/3/2025) membagikan video Presiden Prabowo yang meminta media untuk berhati-hati.

Video disertai narasi:

“Pantesan para media DiAM Setelah ini bukan hanya media yang hati-hati. Pahamkan kenapa TV-TV nasional tidak memberitakan aksi demo secara Masib yg terjadi di sejumlah daerah”

“Bagaimana pendapat dari Kantor Staf Presiden Republik Indonesia dengan pernyataan Prabowo ini? Apakah Anda setuju ujaran seperti ini disampaikan? Btw, KAMI TIDAK AKAN TAKUT DENGAN ACAMAN MURAH SEPERTI ITU…. Hari gini masih berani ancam media???? Apakah si Bowo mikir bahwa semua rakyat bisa menjadi jurnalis??? Semua yang memiliki handphone di tangan bisa bertindak sebagai reporter untuk setiap kejadian. Lagi pula, MEDIA MASSA, dalam sistem domkrasi adalah SISTEM KONTROL pada JUDIKATIF, LEGESLATIF DAN EKSEKUTIF. Apakah tidak ada dari Kantor Staf Presiden Republik Indonesia yang bisa menjelaskan ini kepada beliau????”

Hingga Rabu (23/4/2025) unggahan Thread “utoh_pangalayo” telah disukai oleh 1.100-an pengguna dan menuai hampir 500 komentar.

Pemeriksaan Fakta

Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com.

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta kompas.com, video tersebut bukanlah rekaman terbaru, melainkan berasal dari acara peringatan Hari Buruh Internasional di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, pada Mei 2019. Saat itu, Prabowo masih berstatus sebagai calon presiden pada Pemilu 2019. Pernyataannya ditujukan kepada media yang menurutnya telah ikut merusak demokrasi, dan disampaikan di hadapan massa buruh.

Setelah dinyatakan resmi menjadi presiden, Prabowo menunjukkan sikap yang mendukung kebebasan pers. Dalam sambutannya di kantor KPU, Jakarta, pada Rabu (24/4/2024), ia menyebut bahwa pers yang bebas dan kritis merupakan elemen penting dalam demokrasi.

“Walaupun kadang pedas di telinga, tapi tetap terima kasih kepada pers media kita,” ujarnya kala itu.

Namun, isu soal kebebasan pers kembali mencuat usai redaksi Tempo mengalami teror berupa kiriman kepala babi dan bangkai tikus. Saat dikonfirmasi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi sempat merespons peristiwa itu dengan candaan yang menyebut kepala babi tersebut “dimasak saja”.

Ucapan Hasan itu menuai kecaman publik karena dinilai tidak pantas dan dianggap mengabaikan situasi serius yang dialami media. Presiden Prabowo pun akhirnya menanggapi candaan tersebut. Ia mengakui bahwa pernyataan Hasan adalah sebuah keteledoran.

“Itu ucapan yang menurut saya teledor, keliru. Saya kira beliau menyesal,” ujar Prabowo.

Kesimpulan

Unggahan video berisi klaim “Presiden Prabowo ancam media untuk berhati-hati” merupakan konten dengan konteks yang salah (false context).

(Ditulis oleh Moch. Marcellodiansyah)

Sumber: turnbackhoax.id

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *