Politik
Willy Aditya: Pancasila Bukan Sekadar Landasan Mengatasi Radikalisme dan Terorisme
JAKARTA (20 Desember): Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, mengatakan ideologi negara menjadi dasar perkembangan dan kemajuan di tengah transformasi zaman. Pemerintah dan warga mesti menjadikan ideologi itu sebagai way of life, baik pikiran maupun tindakan.
“Sebagai orang yang studi dan menulis tentang ideologi Pancasila, saya berpendapat bahwa ideologi bisa maju hanya dengan pikiran, perasaan, dan tindakan,” ujar Willy dalam acara ‘Refleksi Akhir Tahun 2024 BPIP’ di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis (19/12).
Legislator Partai NasDem itu menilai masyarakat seharusnya sadar bahwa Pancasila mengandung nilai luhur yang layak menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Namun sayangnya, banyak hal yang masih jauh dari pengamalan ideologi Pancasila, khususnya pada kehidupan ketatanegaraan yang kini kental dengan liberalisme.
“Sayangnya kelemahan kita ada di pendekatan metodologi. Jika kita mau jujur, di dada Pancasila itu semua value yang disepakati oleh para pendiri negara kita ada. Hanya satu value yang tidak pernah mereka terima dan tidak pernah ada di dada Pancasila, yaitu liberalisme. Tapi hari ini, politik, sosial, ekonomi, budaya, semuanya liberal. Di mana dada Pancasila itu?” tanya Willy.
Narasi pancasila sebagai ideologi bangsa terdapat nilai-nilai yang bisa diaktualisasikan dalam kehidupan sekitar. Tanpa nilai-nilai Pancasila, kata Willy, masyarakat Indonesia akan terpecah belah.
Menurutnya, Pancasila hanya akan menjadi mitologi jika hanya dijalankan dengan orientasi bisnis. Atas dasar itu, dia mengajak para penyelenggara negara yang ditugaskan untuk membumikan Pancasila agar menggunakan pendekatan berbasis gerakan.
“Hal yang paling penting dari menjalankan ideologisasi Pancasila adalah dengan Gerakan, bukan bisnis as usual. Pancasila hanya akan menjadi mitologi kalau kita terjebak sebagai orang-orang yang menjalankan bisnis as usual. Harus ada elang pergerakan di sana. Apa itu elang pergerakan? Spirit!” tuturnya.
Selain itu, Willy juga mendorong BPIP dan sejumlah kementerian/lembaga (K/L) untuk memperkenalkan Pancasila tak hanya secara nasional dan transnasional sebagai landasan dalam mengatasi persoalan radikalisme dan terorisme.
“Saya berdiskusi dengan Kepala BNPT, Pancasila bukan hanya untuk dalam negeri, tetapi saya menawarkan bagaimana Indonesia menjadi center of excellence dari kontra terorisme, dari program deradikalisasi. Namun, ketika kita tidak bisa berekskresi, berpraktik, bermoral, beretika, way of life, way of thinking, kita akan sulit ke arah sana,” tegas Willy.
(metrotv/*)