Connect with us

Politik

Alimuddin Kolatlena Dukung Sekolah Rakyat: Solusi Pendidikan untuk Anak dari Keluarga Miskin

Published

on

Anggota Komisi VIII DPR RI, Alimuddin Kolatlena, mendukung peluncuran program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Program ini dinilai sebagai langkah strategis untuk membuka akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

“Sekolah Rakyat adalah wujud nyata amanat konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini solusi konkrit memutus rantai kemiskinan antar generasi,” ujar Alimuddin di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa (8/7/2025).

Peluncuran Sekolah Rakyat direncanakan serentak di 100 titik dan akan diresmikan langsung oleh Presiden Prabowo. Tahap awal ditargetkan menjangkau 20 ribu siswa, dengan dukungan ribuan guru terlatih.

Menurut Alimuddin, program ini sangat dibutuhkan di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang masih mengalami kesenjangan pendidikan. Banyak anak dari keluarga tidak mampu yang belum mengenyam pendidikan akibat keterbatasan fasilitas dan biaya.

Ia menegaskan bahwa Sekolah Rakyat harus melengkapi program sekolah negeri gratis yang belum sepenuhnya menjangkau kelompok miskin ekstrem. Karena itu, keberlanjutan program ini memerlukan dukungan fiskal dan sinkronisasi kebijakan.

Komisi VIII DPR RI, lanjutnya, akan mengawal proses seleksi siswa dan guru secara transparan. Ia menekankan pentingnya penggunaan data Single Entity Number (SEN) dari BPS yang diverifikasi langsung di lapangan.

“Jangan sampai ada nepotisme. Anak-anak dari keluarga miskin harus benar-benar diprioritaskan,” ungkapnnya.

Berdasarkan data BPS 2024, sekitar 7,4% penduduk Indonesia masih hidup dalam kemiskinan, dengan 1,6% di antaranya termasuk kategori miskin ekstrem. Sementara itu, lebih dari 1 juta anak usia sekolah belum mengakses pendidikan formal secara layak.

Legislator Gerindra itu berharap Sekolah Rakyat menjadi gerakan nasional untuk memuliakan martabat bangsa melalui pendidikan yang adil dan setara.

“Ini bukan sekadar soal angka, tapi tentang masa depan generasi bangsa,” pungkasnya.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *