Connect with us

Nasional

Audiensi Bersama BRIN, Kemenimipas Jalin Kerja Sama Alih Fungsi Gedung dan Penelitian

Published

on

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, beserta jajaran melaksanakan audiensi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Ruang Anjangsana, kantor BRIN Jakarta, Rabu (21/05). Dalam pertemuan tersebut, Kemenimipas menyepakati tindak lanjut atas rencana hibah dan dukungan BRIN terhadap Kemenimipas, khususnya pemanfaatan sejumlah aset negara yang akan difungsikan sebagai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi serta Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

“Kami berterima kasih kepada BRIN karena telah membantu (pengalihfungsian gedung BRIN) di beberapa tempat. Kami akui bahwa lebih mudah melaksanakan hibah antar Kementerian dan Lembaga Negara,” ujar Menteri Agus.

Pertemuan tersebut juga menjadi fondasi penguatan hubungan dan sinergitas antara Kemenimipas dan BRIN. Menteri Agus menyampaikan bahwa Kemenimipas terbuka dalam melaksanakan kerja sama terutama dalam bidang penelitian yang dapat menghasilkan inovasi terhadap negara. Ia pun sempat menyinggung perlunya riset terkait penambahan negara bebas visa. Pihaknya berharap orang asing yang masuk dengan fasilitas bebas visa memberi nilai tambah untuk negara.

“Nanti ke depannya, harapan kami ada beberapa program kegiatan yang dapat di sinkronkan antara Kemenimipas dan BRIN, adanya penelitian-penelitian yang bisa kita lakukan dengan melibatkan teman-teman di Imigrasi maupun Pemasyarakatan,” ucap Menteri Agus.

 

Di lain sisi, pihak BRIN juga berharap adanya penyederhanaan regulasi proses penerbitan visa bagi periset asing. Meski begitu, pengawasan terhadap aktivitas riset tetap diperketat terutama ketika para periset tersebut selesai menjalankan aktivitas penelitian dan kembali ke negaranya melalui pintu imigrasi. Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko khawatir, sumber daya genetik dari Indonesia berpotensi menimbulkan bahaya, terutama terkait dengan rekayasa genetika dan pemanfaatan sumber daya genetik secara tidak bertanggung jawab.

“Karena kami (BRIN) juga mengawasi periset asing. Dia tidak boleh bawa material ke luar dan data yang didapatkan harus disimpan di sini. Setelah selesai riset juga harus ada laporannya,” ungkap Handoko.

Handoko juga mengungkapkan jajarannya juga siap berkontribusi dalam penelitian di bidang pemasyarakatan. Menurutnya, inovasi sangat diperlukan dalam program rehabilitasi bagi pecandu narkoba dengan pelibatan pihak keluarga. Selain itu, pengembangan riset mengenai psikotropika jenis baru juga diperlukan sehingga program rehabilitasi yang dilakukan lebih efektif.

Handoko turut mengapresiasi kehadiran Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan beserta jajaran dalam pertemuan audiensi tersebut. “Kami sangat berterima kasih kepada Pak Menteri beserta jajaran atas kehadirannya. Kami tentu saja siap mendukung Kemenimipas. Aset negara yang ada di kami jika tidak dioptimalkan, jika ada yang memerlukan, lebih baik dioptimalkan kepada yang lain. Prinsip dari kami seperti itu,” pungkasnya.

Kepala BRIN turut mengapresiasi gerak langkah cepat dari Kemenimipas untuk mengoptimalkan penggunaan aset negara dalam proses hibah tersebut.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *