Nasional
Calon Jamaah Umrah Keberatan Dengan Kebijakan VFS Biometrik
Kabarpolitik.com, SOLO – Sejumlah calon jamaah umrah khawatir kebijakan Visa Fasilitating Service (VFS) Biometrik dari Pemerintah Arab Saudi bakal merepotkan mereka. Sebab, proses untuk ke Tanah Suci bakal lebih panjang. Sosialisasi yang diberikan juga belum optimal.
Seperti dirasakan Siti Badriah, 39. Kemarin (8/10), ibu tiga anak ini mengantre di biro perjalanan umrah Jalan Ahmad Yani untuk menyerahkan sejumlah berkas kelengkapan umrah. Ketika ditanya Jawa Pos Radar Solo tentang VFS Biometrik, dia mengaku belum mengetahui isinya.
Ketika sedikit dijelaskan oleh wartawan bahwa nantinya ada pengecekan sidik jari, wajah, dan foto paspor serta visa, perempuan ini langsung mengeryitkan dahi.
“Walah, harus ke provinsi? Bisa repot kalau ini dilaksanakan. Rombongan saya ada sepuluh orang, berarti kita harus berangkat ke provinsi semua? Makan ongkos lagi. Belum lagi empat orang dari rombongan saya sudah berumur 70 tahun. Masak harus jauh-jauh ke sana,” beber warga Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan ini.
Siti sebenarnya tidak keberatan apabila kebijakan ini diterapkan. Dengan syarat, rekam biometrik bisa dilaksanakan di tingkat kota. “Saya harap pemerintah bisa membantu kami. Karena ini urusannya soal ibadah, mbok tolong dipermudah. Kita ini mau menjalankan salah satu perintah agama, bukan mau jalan-jalan semata,” ucapnya.
Senada diungkapkan calon jamaah umrah lainnya Tri Hari Sabdo, 34. Menurut warga Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen itu, kebijakan biometrik akan menambah biaya umrah. “Kalau harus pakai dana pribadi dari calon jamaah, saya secara pribadi tentu menolak. Sekarang biaya umrah sudah mahal. Tambah biaya seperti ini berarti bayar lagi,” ujarnya.
Salah seorang petugas biro umrah setempat mengaku belum mendapatkan informasi secara resmi terkait biometrik. “Kalau sudah ada surat resmi, pasti akan kami sosialisasikan,” ujar petugas yang identitasnya enggan dikorankan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi akan menerapkan biometrik bagi jamaah umrah mulai Rabu (24/10). Kebijakan ini telah diterapkan pada ibadah haji tahun ini. Namun, rekam biometrik dilakukan di asrama haji. (rs/atn/per/JPR/JPC)