Connect with us

Politik

Demokrat Geram SBY Disebut Dalang Konspirasi Century

Published

on

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarifudin Hasan–MI/Rommy Pujianto

Jakarta: Media asing Asia Sentinel menerbitkan artikel berjudul Indonesia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy'. Artikel setebal 488 halaman tersebut dianggap menuding Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai dalang utama kasus Century.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarifudin Hasan geram dengan tudingan itu. ia mengatakan artikel tersebut tak berdasar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Berita sampah itu enggak usah ditanggapi," kata dia dengan nada geram di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 13 September 2018.

Syarief memahami tudingan ini muncul di tahun politik. Ia menduga ada upaya untuk menggerus elektabiltas Partai Demokrat dan nama SBY. "Ini tahun politik, pasti berita sampah. Berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," ujar Syarief.

Sebelumnya, artikel berjudul Indonesia's SBY Government: Vast Criminal Conspiracy' yang ditulis John Berthelsen mengulas hasil investigasi kasus bailout Bank Century.

Menurut artikel tersebut, pemerintah SBY 2014 telah melakukan konspirasi kriminal terbesar yang mencuri dana USD12 miliar dari pembayar pajak dan mencucinya melalui bank-bank internasional.

Dari hasil investigasi setebal 488 halaman tersebut disebutkan ada 30 pejabat yang terlibat dalam kasus ini. Hasil investigasi ini diajukan ke Mahkamah Agung Mauritania bulan lalu.

Laporan analisis forensik yang diketahui  sebagai bukti bukti, dikompilasi oleh satuan tugas penyidik ??dan pengacara dari Indonesia, London, Thailand, Singapura, Jepang, dan negara-negara lain.

Baca: Kasus Century Mandek karena Intervensi Penguasa

Kasus ini diduga melibatkan serangkaian lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapore), dan lain-lain.

Banyak penipuan yang diduga memanipulasi status bank gagal PT Bank Century Tbk pada 2008 dan yang dikenal sebagai 'Bank SBY', referensi untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dana itu diyakini berisi dana gelap yang terkait dengan Partai Demokrat yang dipimpin Yudhoyono. Bank ini direkapitalisasi pada 2008 dan berganti nama menjadi Bank Mutiara.

Setelah dinyatakan bangkrut pada 2008, Bank Century diakuisisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan melakukan rekapitalisasi serta mengubah namanya menjadi Bank Mutiara.

Dalam hasil investigasi yang termaktub dalam berkas gugatan Weston Capital Internasional, kasus tersebut berlanjut saat J Trust, bank besar asal Jepang, secara tiba-tiba menawarkan dana USD989,1 juta atau setara Rp 14 triliun untuk membeli Bank Mutiara pada 2013.

Sumber pendanaan penawaran dari J-Trust tidak pernah teridentifikasi. Namun,  J Trust mampu mengakuisisi Bank Mutiara pada 2014. Dalam laporan investigasi itu, disebut akuisisi disetujui oleh sejumlah pejabat Indonesia.

Para pejabat Indonesia sepakat J Trust sebagai pihak yang paling cocok membeli Bank Mutiara. Padahal, J trust tak mengelola bank tersebut selazimnya bank komersial.

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *