Connect with us

Daerah

Hari Bahari Nasional, Rahmat Mirzani Djausal: Potensi Ekonomi di Sektor Kelautan Harus Dimaksimalkan

Rahmat Mirzani Djausal

Setiap tanggal 23 September, masyarakat Indonesia memperingati Hari Maritim atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Hari Bahari Nasional. Tanggal itu ditetapkan sebagai peringatan Hari Bahari Nasional berawal dari pidato Presiden Soeharto pada tanggal 23 September 1967.

Menanggapi peringatan Hari Bahari Nasional tersebut, Calon Anggota Legislatif Provinsi Lampung, Rahmat Mirzani Djausal berharap peringatan Hari Bahari Nasional dapat dijadikan momentum untuk melestarikan serta meningkatkan potensi bahari nusantara.

“Peringatan Hari Bahari Nasional bagi saya adalah momentum untuk merenungkan kembali kekayaan bangsa kita di bidang kelautan agar lebih dimaksimalkan”, ujar Rahmat Mirzani Djausal saat dimintai tanggapannya di Bandar Lampung, Minggu (23/09/2018).

Mirza sapaan Rahmat Mirzani Djausal menyebut sebagai negara kepulaun dengan lautan yang membentang luas, potensi utama Indonesia ada di lautan, baik dalam aspek perikanan maupun pariwisata.

Sayangnya, potensi tersebut menurut Mirza, Caleg yang maju dari Partai Gerindra ini belum maksimal dimanfaatkan baik untuk industri pangan maupun untuk wisata bahari.

“Kalau saja bangsa ini bisa memaksimalkan segala potensi yang ada di lautan, saya yakin rakyat Indonesia bisa sejahtera,” tegas Mirza.

Untuk itu, Mirza berharap kekayaan Indonesia akan laut-laut luas dan indah, serta sumber dayanya yang ada tidak hanya menjadi kebanggaan semata, tetapi juga benar-benar dimaksimalkan untuk kesejahteraan rakyat.

“Kita boleh bangga karena kita tinggal di negara kepulaun yang memiliki lautan luas, tapi kalau tidak dimaksimalkan, kita akan terus impor ikan, dan ini menurut saya sangat memprihatinkan,” ujarnya.

Mirza menambahkan, selain dari sektor ekonomi, budaya bahari juga menyangkut soal budaya lokal masyarakat Indonesia. Dan menurutnya, budaya ini juga harus dijaga dan dikembangkan karena hal itu bagian dari kekuatan dan energi bangsa.

“Tapi harus diingat, budaya bahari bukan hanya soal ekonomi, tapi juga budaya khas Nusantara, dimana budaya bahari adalah budaya kerja keras, gotong royong, terbuka menerima segala masukan, dan toleran,” pungkas Mirza. (kp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *