Politik
Kementerian Investasi Diminta Fokus pada Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
JAKARTA (3 Desember): Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, meminta Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk fokus pada paya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Kita berharap banyak dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM fokus karena untuk tumbuh 8 persen itu sangat tidak mudah,” ujar Sugeng saat rapat kerja Komisi XII DPR dengan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (3/12).
Legislator Partai NasDem dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII (Banyumas dan Cilacap) itu mengungkapkan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi perlu memerhatikan target investasi akumulasi per tahun mencapai Rp3.000 triliun. Termasuk target akumulatif investasi hingga 2029 bisa menyentuh Rp13.000 triliun jika ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
“Per tahun kurang lebih akumulatif perlu investasi Rp3.000 triliun, akumulatifnya sampai 2029 kurang lebih Rp13.000 triliun. Kalau mau tumbuh 8 persen,” ungkap Sugeng.
Sugeng menegaskan, dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8% juga perlu mempertimbangkan dampak yang akan terjadi jika target pertumbuhan gagal dicapai. Terlebih dalam perkembangan terakhir, tren pertumbuhan justru mengalami penurunan.
“Kalau tidak tumbuh 8 persen kita akan kena apa yang disebut income debt. Kita terjebak dan agak mengkhawatirkan. Dalam kuartal terakhir pertumbuhan ekonomi kita terus turun, sekarang di angka 4.9, dari 5.2 di periode lalu,” tegas Sugeng.
Untuk itu, Sugeng meminta Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM untuk memastikan Indonesia tak sekadar mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%. Tetapi juga mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdampak positif bagi masyarakat.
“Nah ini menjadi perhatian kita. Enggak perlu menyalahkan siapa, justru start dari sekarang kita nanti akan cermati semuanya, sehingga pertumbuhan betul-betul pertumbuhan yang berkualitas, menyerap tenaga kerja, menjadi pertumbuhan ekonomi yang baik,” tandas Sugeng.
(safa/*)