Nasional
Kerahkan Kapal Canggih, TNI Petakan Lagi Teluk Palu

Kabarpolitik.com, PALU – TNI menerjunkan prajurit untuk memetakan kembali Teluk Palu. Pemetaan itu untuk melihat kondisi Palu pascagempa dan tsunami Jumat petang (28/9).
Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro menyampaikan bahwa KRI Spica 934 tiba di Palu sejak Sabtu (6/10). “Untuk melaksanakan survei dan pemetaan perairan Teluk Palu pascagempa dan tsunami,” ungkap dia.
Sebelum kapal survei paling canggih milik matra laut tiba di Palu, Pushidrosal menerjunkan tim survei tanggap darurat. “KRI Spica memperkuat tim itu,” tutur Harjo. Dengan berbagai alat seperti multi beam echo sounder, side scan sonar, remotely operated vehicle (ROV), dan autonomous underwater vehicle (AUV), kemarin (7/10) Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) memulai survei dari pemetaan hidro oseanografi di alur pelabuhan.
Selanjutnya, mereka menyurvei perairan pelabuhan dan mencari pantai alternatif untuk pendaratan LST atau landing ship tank. “Juga akan melakukan survei untuk pembaruan peta laut di perairan Palu. Data yang diperoleh akan disiapkan untuk pembuatan peta tematik mitigasi bencana gempa untuk memberikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat dalam upaya mengurangi dampak gempa,” beber Harjo.
Perwira tinggi TNI-AL dengan dua bintang di pundak itu menjelaskan, Pushidrosal memiliki dua tim untuk melaksanakan survei. Survei dengan kontur perairan yang lebih dalam bakal dilakukan KRI Spica 934. Untuk kontur yang dangkal, survei dilaksanakan tim survei tanggap darurat. “Dua tim tersebut diterjunkan guna memberikan jaminan keamanan dan keselamatan navigasi di alur masuk pelabuhan,” imbuhnya.
Seperti disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, untuk membersihkan puing bangunan di lokasi terdampak gempa, petugas membutuhkan lebih banyak alat berat. Untuk itu, perlu tempat yang cocok untuk KRI sandar dan menurunkan alat berat tersebut. Pushidrosal bertugas memastikan lokasi itu.
Berdasar data dari Mabes TNI, sampai saat ini tidak kurang dari 6.238 prajurit sudah dikirim ke Sulteng. Mereka berasal dari berbagai wilayah dan beragam satuan. Baik yang berada di bawah koordinasi TNI-AD, TNI-AL, maupun TNI-AU.
Sementara itu, Kemendagri terus menyisir kondisi layanan pemerintahan di Sulteng yang terdampak gempa. Berdasar data hingga kemarin (7/10), ada 15 bangunan milik pemerintah yang rusak berat. Di antaranya, kantor dinas kesehatan, dinas pertanian tanaman pangan, serta Dinas Kependudukan dan Keluarga Bencana Pemprov Sulteng.
ASN yang meninggal berjumlah 57 orang. Jumlah tersebut sangat mungkin bertambah seiring masih berjalannya proses penyisiran oleh tim Kemendagri yang terdiri atas PNS Kemendagri dan praja IPDN.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, jajarannya memang berfokus pada penyisiran pemda yang terdampak gempa. Hal itu sebagaimana tugas pokok dan kewenangan lembaganya. “Intinya, Kemendagri akan mengawal dan memastikan penyelenggaraan pemerintahan dapat kembali normal,” ujarnya kemarin (7/10).
Terkait solusi menyusul banyaknya bangunan yang rusak dan ASN yang menjadi korban, Tjahjo mengaku sudah menyiapkannya. Untuk kantor yang rusak, pejabat setempat bisa menyiapkan kantor-kantor sementara.
Di sisi lain, sarana yang rusak akan kembali dibangun dengan dukungan APBN. Baik bersumber dari dana alokasi umum maupun dana alokasi khusus bidang pemerintahan.
(far/syn/c6/agm/JPC)
