Politik
Komisi V Dorong Pemanfaatan Pasokan Air Baku Balikpapan
Komisi V DPR RI mendorong pemanfaatan air dari Bendungan Teritip untuk memasok kebutuhan air baku bagi masyarakat Balikpapan dan sekitarnya. Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meninjau Bendungan Teritip Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (30/8/2018).
“Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kota Balikpapan harus bekerjasama dalam menyelenggarakan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan memanfaatkan Bendungan Teritip,” imbuh Fary sembari berharap masyarakat sekitar bendungan mendapat manfaat lebih dulu dari adanya Bendungan Teritip.
Politisi Partai Gerindra ini menambahkan, proses pengisian Bendungan Teritip sudah selesai sejak Juli 2017. Bendungan Teritip memiliki kapasitas tampung sebesar 2,43 juta M3 dan diharapkan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Tahap pertama mampu memasok setidaknya 200 liter/detik air baku dari total kebutuhan Kota Balikpapan yang mencapai 1.600 liter/detik. Sementara saat ini juga dipasok kebutuhan air baku 1000 liter/detik dari Bendungan Manggar.
“Jika kedua bendungan sudah mampu beroperasi maksimal, maka kekurangan pasokan air baku di Kaltim tinggal sekitar 350 liter/detik bisa diatasi. Ini akan menjadi upaya lanjutan pembangunan infrastruktur Bendungan lainnya agar kebutuhan air baku bisa seluruhnya terpenuhi,” harap Fary.
Ia juga mengungkapkan Komisi V DPR RI pada tahun 2018 ini menyetujui anggaran Kementerian PUPR untuk pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tahap I di Kecamatan Balikpapan Timur dengan nilai 91,99 miliar dikerjakan oleh Ditjen Cipta Karya dan ditargetkan selesai pada Oktober 2018.
“Kami terus mendorong pembangunan IPA untuk mendukung berfungsinya Sistem Penyediaan Air Minum Teritip secara berkelanjutan demi terpenuhinya kebutuhan air baku di wilayah Kalimantan Timur,” pungkas legislator dapil NTT ini.
Walikota Balikpapan M. Rizal Effendi yang ikut mendampingi Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ini memaparkan bahwa wilayah Kalimantan Timur sangat tergantung air tadah hujan, sehingga pembangunan Bendungan untuk suplai air baku akan sangat membantu.
“Sementara penggunaan sumur dalam (sumur bor) beresiko keluarnya gas serta masih banyaknya kandungan logam pada air dari sumur dalam. Di sini sulit memperoleh air jernih,” imbuhnya.
Pihaknya juga berterima kasih pada jajaran Komisi V DPR RI yang selama ini turut memperjuangkan anggaran pembangunan Bendungan Teritip sehingga separuh dari anggaran pembebasan lahan Bendungan dibantu dari APBN.
Turut dalam Kunjungan Kerja Spesifik antara lain, Wakil Ketua Komisi V DPR RI Anton Sukartono Suratto (F-PD), dan sejumlah Anggota Komisi V DPR RI diantaranya Rahmat Nasution Hamka (PDI-Perjuangan), Alex Indra Lukman (PDI-Perjuangan), dan Yoseph Umarhadi (PDI-Perjuangan).
Kemudian, Daniel Muttaqien Syafiudin (Golkar), Saniatul Lativa (Golkar), Agata Sulie Mahyudin (Golkar), Novita Wijayanti (Gerindra), Bahrum Daido ( Demokrat), Sungkono (PAN), Abdul Latief Hanafiah (PKB), Nurhasan Zaidi (PKS), Abubakar Wasahua (PPP), dan Soehartono (Nasdem).