Nasional
Kuliahkan Korban Gempa dan Tsunami Sulteng; Unhas Data Ratusan, UIN Alauddin Tunggu Juknis

Kabarpolitik.com, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) terus mendata mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) korban gempa dan tsunami di Sulteng yang berminat untuk kuliah sementara. Proses ini telah dibuka sejak Jumat (5/10).
Kasubdit Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Unhas Ishaq Rahman, menyebut sudah ratusan mahasiswa Untad yang melakukan pendataan di kampus merah. Pihaknya dibantu oleh relawan mahasiswa Unhas yang tergabung dalam Student Volunteer Unhas, dan berlangsung di Lantai 1 Gedung Rektorat.
Keterlibatan relawan mahasiswa Unhas ini memberi nuansa baru. Terasa sekali suasana keakraban dan perasaan leluasa dari mahasiswa Untad.
”Sejak awal, Unhas memutuskan untuk proses pendataan ini secara manual. Persoalan kemanusiaan, di mana korbannya adalah manusia, seharusnya ditangani dengan interaksi sesama manusia,” terang Ishak.
Dengan pendekatan ini, tambahnya, mahasiswa-mahasiswa asal Palu dapat berbicara dan berinteraksi secara langsung. Mereka leluasa mengajukan pertanyaan dan dapat memperoleh jawaban langsung.
Ishak mengemukakan, untuk tahap pertama, Unhas akan membuka proses pendataan hingga Jumat (12/10).
Di hari pertama pendataan, ungkap Ishak, Unhas menerima lebih 400 mahasiswa yang mengisi formulir. Para mahasiswa ini berasal dari berbagai program studi yang juga ada di Unhas.
Wakil Rektor Bidang Akademik Unhas Muhammad Restu, menjelaskan bahwa pendataan awal ini diprioritaskan untuk mahasiswa Untad yang mengungsi ke Makassar dan sekitarnya.
“Jadi kita melakukan pendataan dulu. Setelah itu kita akan berkomunikasi dengan Untad untuk memberikan rekomendasi. Bagi mahasiswa yang masih berada di Palu, sebaiknya coba menghubungi dulu kampus Untad. Jika kesulitan, atau pihak kampus tidak dapat dihubungi, silakan langsung ke Unhas. Itu jika mahasiswa yang bersangkutan ingin sit in di Unhas,” kata Prof Restu.
Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, mengatakan pada awalnya posko pendataan disiapkan di lantai 6. Namun melihat antusiasme mahasiswa asal Untad yang datang, dia memerintahkan untuk dipindah ke lantai dasar.
“Jadi lebih mudah diakses oleh mahasiswa yang mau mengisi formulir pendataan,” kata Prof Dwia.
UIN Tunggu Juknis
Sementara Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar hingga saat ini masih menunggu petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Agama untuk kuliah sementara bagi mahasiswa asal Palu.
Wakil Rektor (WR) I Bidang Akademik Prof Dr Mardan, mengatakan pihaknya sudah menggelar rapim yang membahas persetujuan penerimaan mahasiswa IAIN Dato’ Karama Palu untuk ikut kuliah sit in pada prodi yang relevan di UIN Alauddin, Makassar.
”Kami siap menerima mahasiswa IAIN Dato Karama. Itu sudah kami rapatkan kemarin. Mengenai mekanismenya tentu kita tidak persulit. Hanya menunggu juknis dari Kemenag,” ujarnya, Senin (8/10).
Saat ini, lanjut Prof Mardan, UIN Alauddin sudah membentuk tim penyelaras dan mendata berapa jumlah mahasiswa dari IAIN Dato Karama Palu. Karenanya, hingga saat ini belum ada pendaftar. Namun, sudah banyak mahasiswa asal Palu yang bertanya mengenai mekanisme kulaih sit in tersebut.
“Kebetulan saya ketua timnya. Sudah banyak yang datang bertanya tentang mekanismenya. Belum kita buka, karena masih tunggu juknisnya dulu. Rencananya kita baru bahas tanggal 10-12 Oktober di sini. Dipimpin langsung pihak Kemenag,” bebernya.
Lies dan Naomi Hibur Anak-anak
Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Sulsel, Liestiaty F Nurdin dan Naomi Octarina, kompak menghibur anak-anak korban gempa dan tsunami Palu di lokasi pengungsian. Lies dan Naomi mengunjungi anak-anak yang ditampung di Asrama Haji Sudiang dan TK Akar Panrita Mamminasata, Senin (8/10).
Di Asrama Haji, Lies dan Naomi bernyanyi bersama anak-anak. Ada pula penampilan sulap dan dongeng yang diberikan para relawan. Selain itu, PKK juga menyerahkan bantuan berupa susu, biskuit, hingga alat menggambar.
Lies yang juga merupakan Bunda PAUD Sulsel, berterima kasih kepada seluruh relawan dan masyarakat Sulsel, yang sudah care terhadap para korban gempa dan tsunami Palu yang mengungsi ke Makassar. Kepedulian masyarakat bisa dilihat dari banyaknya bantuan yang datang untuk para pengungsi.
“Yang sekarang dibutuhkan anak-anak kita adalah pemulihan psikologinya. Bagaimana mereka harus kita terima dengan baik, dan berbaur dengan kita,” tuturnya.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinsos Sulsel Abdul Rahman Saleh melaporkan, jumlah pengungsi di Asrama Haji Sudiang saat ini sebanyak 603 orang. Awalnya, yang sempat ditampung berjumlah 2.659 orang. Namun sudah pulang 2.056 orang.
“Yang ada sekarang 603 orang secara keseluruhan,” ungkapnya.
Sedangkan jumlah anak yang ada di TK Akar Panrita Mamminasata, untuk SD 20 orang dan Taman Kanak-kanak 45 orang. (rhm-ita/rus/bkm)
