Connect with us

Internasional

Lagu Justice for All Menggema saat Kampanye Pertama Donald Trump

Kabarpolitik.com – Kontestasi menuju kursi presiden Amerika Serikat (AS) setahun mendatang semakin dinamis. Pada Sabtu (25/3), mantan Presiden AS Donald Trump mengawali kampanye di Waco, Texas. Lagu berjudul Justice for All berkumandang. Lagu itu memang dibuat khusus oleh tim Trump.

Lagu tersebut dinyanyikan sekitar 20 pria. Mereka adalah anggota kelompok Paduan Suara Penjara J6. Yakni, orang-orang yang dipenjara pemerintah AS karena terlibat dalam aksi menyerbu gedung Capitol pada 6 Januari 2021.

Dari data yang dirilis Luminate, Justice for All adalah lagu digital terlaris pekan lalu. Pada rentang 10–16 Maret, lagu itu diunduh sekitar 33 ribu kali. Dua kali lipat lebih banyak daripada lagu terbanyak kedua berjudul Flowers milik Miley Cyrus, yang hanya diunduh sekitar 10.400 kali. Video musik Justice for All juga sudah ditonton 41 ribu kali di YouTube dan diputar 368 ribu kali di Spotify.

Ribuan orang yang hadir dalam kampanye perdana Trump di Waco juga menjadi bukti nyata. Bahwa Trum belum kehilangan massa, terlepas dari berbagai masalah hukum yang membelitnya.

’’Lagu itu memberitahukan banyak hal karena ia menjadi nomor satu di setiap kategori,’’ ujar Trump kepada ribuan pendukungnya.

Pilihan lokasi kampanye Trump juga mengejutkan banyak pihak. Tepat 30 tahun lalu di Waco, terjadi bentrok dan pengepungan antara penegak hukum dan kelompok Branch Davidians. Dalam insiden itu, terjadi kematian lebih dari 80 kelompok religius dan empat agen federal. Lagu yang diputar, lokasi yang dipilih, dan pidato Trump, semuanya seakan meneguhkan seruan untuk perlawanan.

Dalam pidatonya, Trump tak hanya menyerang kejaksaan yang tengah menyelidiki kasusnya. Dia juga menyerang lawannya di Partai Republik, yaitu Gubernur Florida Ron DeSantis.

’’Jaksa wilayah New York di bawah naungan dan arahan departemen ketidakadilan di Washington DC sedang menyelidiki saya untuk sesuatu yang bukan kejahatan, pelanggaran ringan, ataupun perselingkuhan,’’ ucapnya, memelesetkan Departemen Kehakiman dengan sebutan Departemen Ketidakadilan.

Sebelumnya, jaksa Distrik Manhattan Alvin Bragg menyelidiki skandal pembayaran uang tutup mulut senilai USD 130 ribu (Rp 1,99 miliar) dari kantor Trump kepada aktris film dewasa Stormy Daniels.

Kasus itu terjadi beberapa pekan menjelang Pilpres AS 2016. Trump menyebut Daniels memiliki wajah seperti kuda. Dia tak pernah menyukai orang dengan penampilan seperti itu. Trump bersikukuh bahwa dirinya tidak berselingkuh dengan Daniels atau siapa pun.

’’Kita sudah memiliki ibu negara yang hebat,’’ kata presiden AS ke-45 itu. Kutipan itu tidak lain merujuk kepada sang istri, Melania Trump.

(jp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *