Connect with us

Daerah

Maknai Tahun Baru Islam, Abdul Basyid Has: Momentum untuk Melakukan Evaluasi Diri

Published

on

Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah Pemilihan (Dapil) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Abdul Basyid Has berharap peringatan Tahun Baru Islam 1440 Hijriah dijadikan spirit untuk selalu melakukan evaluasi diri. Mengevaluasi apa yang telah dilakukan dan apa yang harus dilakukan ke depan, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrowi.

“Saya memaknai Tahun Baru Islam sebagai momentum untuk melakukan evaluasi diri. Dengan demikian, kita bisa mengetahui apakah yang kita perbuat selama ini sudah maksimal atau belum. Jangan-jangan kita selalu kesusahan, karena kerja kita kurang maksimal. Atau mengapa jiwa kita selalu gelisah, mungkin saja kita kurang dalam melaksanakan segala perintah Allah SWT,” kata Abdul Basyid saat dimintai tanggapannya tentang makna dari peringatan 1 Muharam sebagai Tahun Baru Islam, di Batam, Rabu (12/09/2018).

Selain itu, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Provinsi Kepri ini juga mengatakan bahwa peringatan Tahun Baru Islam bisa dijadikan pelajaran akan pentingnya persatuan dan menghargai kebhinekaan. Juga untuk mengikis gerakan radikalisme dan terorisme.

Abdul Basyid Has menyebutkan, gerakan radikalisme maupun terorisme bukan ajaran Islam. Untuk itu, gerakan ini harus dilawan karena bukan membesarkan Islam tetapi justru merendahkan nilai-nilai Islam itu sendiri.

“Sebagai bangsa yang majamuk penting mengambil pelajaran dari kisah bagaimana Nabi Muhammad dan umatnya yang hidup berdamai dengan penganut agama lain usai hijrahnya ke Madinah. Dan itulah yang membuat Islam menjadi besar, karena mengajarkan kedamaian, bukan kekerasan seperti yang selama ini dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal baik di di dunia internasional, maupun di Indonesia sendiri,” tegas Abdul Basyid Has.

Ketua Dewan Pembina Gerakan Kebangkitan Bangsa (GKB) ini merasa miris dengan aksi-aksi teror dan gerakan kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganti sistem di Indonesia. Padahal menurutnya, dengan pancasila sebagai dasar negara, pendiri negara telah berhasil mempersatukan Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan bahasa serta kebudayaan menjadi satu bangsa. Jadi tidak ada alasan apapun untuk mengganti Indonesia dengan sistem khilafah.

“Kelompok-kelompok yang ingin mengganti Indonesia dengan sistem khilafah harus kita lawan. Karena dasar negara kita pancasila sudah islami dan berhasil menyatukan Indonesia yang multikultural ini. Saya tidak ingin bangsa Indonesia ini terpecah hanya karena nafsu politik kelompok tertentu,” ungkapnya.

Jelang tahun politik 2019, Abdul Basyid Has berharap Polri selaku aparat penegak hukum dan TNI harus mampu mendeteksi upaya dimunculkannya kegaduhan dan memecah belah persatuan. Agar pesta demokrasi yang dilaksanakan lima tahun sekali ini berjalan damai.

“Polri dan TNI sebagai aparat negara harus mewaspadai kemungkinan munculnya gerakan radikal di berbagai daerah yang akan memecah persatuan, khususnya menjelang Pilpres dan Pileg 2019,” pungkasnya. (kp)

Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *